Mohon tunggu...
Mohamad AB
Mohamad AB Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan

Menulis untuk bertutur kata...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memanusiakan Pencopet, Model Solo Lebih Efektif Tanpa Kekerasan

15 Juli 2015   20:10 Diperbarui: 15 Juli 2015   20:21 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tempatnya semacam podium terbuat dari tenda besi dan dilengkapi dengan beberapa kursi kayu. Tenda yang warnanya sangat mencolok ini akan mudah dilihat dari jauh karena disertai tulisan besar yang sangat menonjol “Tempat Istirahat Copet”. Namun jangan sekali kali anda ikut nimbrung duduk atau ikut berdiri meskipun untuk beristirahat  sebentar disini kalau tidak ingin malu dikira pendatang baru.

Menurut Yoscha Herman Sudrajat ,Kepala Dishubkominfo Solo, mengatakan, tempat ini memang disediakan untuk para pencopet yang tertangkap basah.tujuannya untuk menghindari aksi main hakim sendiri yang dilakukan oleh massa.Sehingga copet-copet yang tertangkap tersebut dibawa ke tempat ini.

Namun yang beda disini mendapat hukuman yang sangat menantang yakni para copet ini dihukum berdiri di depan publik.Maksud pembuatan tempat ini diharapkan memberi efek jera terhadap para pelaku. Sebab, masyarakat bisa melihat langsung tampang pencopet yang tertangkap.

Implikasinya,semoga ketua KPK yang  baru lebih kreatif bisa meniru ide orang solo semacam ini,Insya akan Alloh akan lebih efektif. Karena efek psikologisnya akan terasa lebih mendalam membuat pencopet kapok karena membunuhnya ke hati bukan ke fisik. Kalau ditinjau dari ilmu hama, formula kemasan bernama" Tempat Istirahat Copet " ini ibarat pestisida organik.

Mempunyai Toksisitas atau daya basmi yang ampuh,lebih mematikan lawan namun bersahabat bagi manusia karena tidak merusak jazad manusia sehingga lebih efektif. Bagaimanapun orang berdasi pasti lebih punya harga diri,gengsi dibanding copet kelas teri. Berarti nyalinya akan lebih kecil dibanding copet kelas teri berarti pula akan lebih ciut dan traumatik menghadapi sangsi hukuman sosial seberat seperti ini. Sebagi langkah preventif cara ini cocok diterapkan,selagi budaya malu masih berlaku.

Jika demikian prediksi saya, selama masyarakat tetap menjunjung tinggi budaya rasa malu ini penjahat kaum papan atas, kerah putih atau white collar crime ini bisa bisa akan mati duluan sebelum dipajang dimuka khalayak publik sambil dibeberakan kejahatannya. Jika langkah ini dilakukan impian masyarakat bebas kejahatan korupsi akan tercapai sekaligus budaya kekerasan bisa dihilangkan.

Sumber : Okezone,Wartatv.com,Metro Pos

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun