Mohon tunggu...
Albert Magnus Dana Suherman
Albert Magnus Dana Suherman Mohon Tunggu... Konsultan - Albert M. D. Suherman

Belajar sambil bermain, bermain sambil belajar. Mempelajari sebuah permainan tanpa mempermainkan sebuah pelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memetik Semangat Kebangsaan dari Mendiang Para Tokoh (2/2)

11 Juli 2018   04:29 Diperbarui: 11 Juli 2018   10:18 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan Ibu saya di makam Bung Karno, Blitar, Jawa Timur. (Dokumentasi pribadi)

Kemudian yang tak kalah pentingnya, bagaimana cara kita membangkitkan semangat kebangsaan? Sedangkan kita tidak dalam situasi perang, sedangkan kita dalam kondisi yang cenderung adem ayem. Dulu ketika masih sekolah dasar, kita masih merasakan upacara bendera tiap hari Senin. Begitu terus hingga SMA setidaknya sebulan sekali dengan lantang kita menyanyikan lagu-lagu nasional dan menghormat pada bendera merah putih. Namun ketika duduk di bangku kuliah, apalagi didunia kerja, apa kita masih dapat kesempatan untuk hormat pada bendera merah putih? Apa lagu-lagu nasional masih sempat kita nyanyikan? Rasa-rasanya jarang, bahkan mungkin tidak sama sekali. Beruntung teman-teman guru yang masih bisa ikut upacara bendera di sekolah. Bagaimana yang bukan guru? Mungkin melihat bendera merah putih dikibarkan hanya sekali dalam setahun, itupun di istana negara ketika peringatan hari kemerdekaan, dan hanya lewat siaran televisi pula. Ah, kalau saya pribadi, saya malah fokus pada pasukan pengibar bendera yang terampil membuat barisan yang elok. Apalagi petugas pembawa baki yang selalu tampil cantik dan viral di media sosial sepanjang bulan Agustus. Bukannya fokus pada penghormatan bendera, atau mengenang jasa para pahlawan.

Agaknya untuk membangkitkan semangat kebangsaan kita terbiasa 'disuap' oleh kegiatan-kegiatan kenegaraan. Padahal, rasa nasionalisme dan semangat kebangsaan bisa kita tumbuhkan dalam diri tanpa harus minta disuap oleh kegiatan-kegiatan tersebut. Salah satu cara saya adalah melalui pengalaman berkunjung ziarah ke makam para tokoh negarawan. Dengan begitu ingatan-ingatan saya tentang para pesohor akan bangkit kembali, selain menjadi pilihan wisata reliji tentunya. Tak hanya itu, hal-hal kecil seperti belajar membuang sampah pada tempatnya, ikut peduli pada lingkungan hidup, dan masih banyak cara positif lain yang juga akan membangkitkan semangat kebangsaan kita.

Terakhir, jangan lagi menunggu disuap! Semangat kebangsaan dapat disemai dan dipupuk sehingga tumbuh dan berkembang dalam diri! Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun