Mohon tunggu...
Gaya Hidup

Bergaya Modern dengan Sentuhan Klasik Tradisional Indonesia

22 Januari 2017   03:15 Diperbarui: 22 Januari 2017   03:38 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengingat mode yang berlaku di Indonesia, begitu banyaknya mode yang diperoleh.  Mode dapat dikatakan sebagai gaya penampilan yang dianggap indah pada suatu masa ,di gemari dan diikuti oleh orang banyak. Layaknya masyarakat Indonesia yang gemar mengikuti mode. Mode akan berubah dari masa ke masa. Apabila mode baru muncul ,maka mode yang sebelumnya di anggap kuno dan lambat laun akan ditinggalkan. Dan mode bisa juga berulang kembali setelah beberapa tahun. Mode begitu berpengaruh dalam suatu negara, dengan bermunculan mode-mode baru, gaya baru, serta designer-designer baru yang semakin berbakat tiap harinya membuat Indonesia cukup kaya akan mode.

Hal ini juga yang sangat mempengaruhi sistem perekonomian di Indonesia.  Dengan masuknya mode-mode dari luar negeri, yang kemudian membuka cabang di Indonesia, kini lebih dari ribuan toko dari seluruh penjuru di dunia mempunyai cabang di Indonesia yang akhirnya cukup berpengaruh dalam perekonomian Indonesia. Begitu juga sebaliknya, dimana Indonesia meng-eksporbarang-barang dalam negeri layaknya Batik, kain tradisional, dan sebagainya. yang diterima di luar dengan harga yang cukup tinggi.

Fashion atau mode di Indonesia kini sudah hampir tidak ada bedanya dengan negara-negara lain, sedangkan fashion atau gaya dari negara Indonesia sendiri pun menjadi terbelakang. Tidak hanya pakaian, kini sepatu, aksesoris bahkan benda-benda tradisional seperti wayang, golok, kendi dan sebagainya semakin sulit ditemukan. Tidak lepas dari fashion, masyarakat Indonesia termasuk masyarakat yang sangat up-to-dateatau cukup mengikuti jaman, sehingga tak heran apabila trend mode di Indonesia semakin cepat dan mudah untuk berganti. Hal ini juga dipengaruhi oleh kelancaran produk-produk luar negeri yang masuk ke Indonesia.  Dimana mode baru berdatangan tiap harinya, yang semakin lama semakin menutup mode asli Indonesia. Apabila diperhatikan kembali, banyak generasi baru yang bahkan belum pernah memakai  mode Indonesia. Hal ini yang cukup berat bagi Indonesia, karena dengan bermunculan mode baru tiap hari, mode asli Indonesia akan terus terbelakang hingga tenggelam dengan mode-mode baru.

Hal ini juga sudah cukup sering ditangani oleh desainer-desainer ternama di  Indonesia, sebagai contoh, di Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) 2015 lalu, Auguste Soesastro, Ari Seputra, Chossy Latu, Denny Wirawan, Priyo Oktaviano, dan Stephanus Hamy sang desainer-desainer ternama di Indonesia mempersembahkan “Jalinan Lungsi Pakan”. Merupakan sebuah cerita tentang jalinan anyaman benang lungsi dan pakan yang menciptakan lembaran baru sebuah kain tenun dari pengrajin tenun itu sendiri.

Benang lungsi adalah benang yang memanjang pada alat tenun, benang pakan adalah benang horizontal yang masuk keluar pada lungsi saat menenun. Lewat jalinan kedua benang tersebut, terciptalah berbagai macam motif tenun yang indah. Dengan memakai songket, kain Lombok, dan kain-kain tradisional yang lainnya. Hal seperti ini cukup menarik kembali ketertarikan masyarakat dalam melestarikan kembali mode asli Indonesia. Akan tetapi, tidak banyak juga masyarakat yang bersedia memakainya, termasuk generasi muda yang dapat disebut juga sebagai penerus bangsa. Memang tidak mudah menarik perhatian kalangan muda dengan mode tradisional. Dan pada suatu saat terdapat mode yang cukup menarik kalangan penerus bangsa ini.

WOODKA, jam tangan kayu dengan sentuhan kain tradisional Indonesia pada pergelangan jam tangan. Woodka adalah produk jam tangan kreasi anak muda Indonesia. Kayu yang digunakan untuk produk jam tangan ini dipilih dari kayu terbaik yaitu jati, maple, dan sono keling. Ketiga kayu ini kuat, tahan lama, dan mempunyai tekstur yang menarik. Ditambah finishing yang baik, jam tangan kayu ini terlihat sangat eye-catchingmelingkar di tangan. Bukan hanya bahan kayu yang membuat jam tangan produksi Woodka unik. Jam tangan dari Woodka dilengkapi pilihan strap yang menarik. Strap unik khas Indonesia menjadi daya tarik jam tangan Woodka dengan strap dari kain tenun Indonesia, kulit produk perajin nasional, atau kain print bermotif nusantara. Proses pembuatan satu jam tangan memakan waktu sekitar 10 hari. Dan sampai saat ini, jam yang sudah berhasil diproduksi lebih dari 300 unit. Sebulan, bisa produksi 100 jam tangan

Asal mula Woodka, jam tangan kayu ini awalnya merupakan tugas kuliah mahasiswa jurusan Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung. Awalnya dari tugas kuliah yang dikerjakan secara kelompok di tahun 2013, kemudian ditekuni sebagai bisnis dan dipasarkan sejak 2014. Savhira Mayola, akrab dipanggil Vira, adalah pemrakarsa Woodka bersama 11 teman lainnya.

Nama Woodka dipilih sebagai brand jam tangan kayu hasil kreasi kelompok Vira, karena memang menggunakan material kayu. Lebih spesifik, produk yang mereka jual adalah jam tangan kayu dan bermaterial kayu. Mereka juga dibantu oleh tim desain dan tim produksi yang membuat Woodka menjadi jam tangan kayu berkualitas. Woodka berasal dari dua kata yang berbeda dan dua bahasa yang berbeda, KAYU dan KARYA. KAYU adalah kata dalam bahasa Inggris, yang akan menjadi bahan utama untuk produk kami. KARYA adalah sebuah kata Sansekerta yang berarti penciptaan dalam bahasa Inggris. Dengan menggunakaini, perusahaan kami akan selalu mencoba untuk menemukan dan membuat kreasi dari ketulusan kayu.

Vira menjelaskan, kelebihan jam tangan kayu Woodka dibandingkan jam tangan kayu lainnya adalah, desain dan konsepnya yang muda, serta tali jam tangan yang bisa diganti-ganti. Tali jamnya tak hanya berbahan kulit tetapi juga kain tradisional Indonesia. Misinya, mereka ingin mengenalkan berbagai tenun ikat yang ternyata juga bisa terlihat unik dan berbeda. Sehingga produk jam tangan Woodka ini cocok untuk kalangan anak muda serta penerus bangsa. Sebagai tugas kuliah yang akhirnya ditekuni menjadi bisnis, mendorong Vira dan teman-temannya bekerja keras mengembangkan produk.  Tentu, jatuh bangun terjadi. Bahkan di awal produksi Woodka hadir dengan tema yang berbeda setiap bulannya. Namun, karena permintaan pasar yang terus meningkat, akhirnya membuat Woodka yang lebih umum. Mereka juga memiliki desainer sendiri. Dan meski produk lokal, mereka menjamin bahwa  kualitasnya tidak kalah dari produk luar.

WOODKA ingin menjadi perusahaan yang menggabungkan keindahan alam, etnis, dan seni ke dalam gaya hidup kita sehari-hari, dengan menggunakan kayu daur ulang sebagai media dan juga kami ingin melestarikan kelezatan budaya Indonesia. Untuk harga, Woodka dalam pasar anak muda dan dewasa, dimulai dengan harga dari Rp 600 ribuan hingga Rp 800 ribu. Untuk strap atau tali, ditawarkan dengan harga Rp 150 ribu berbahan kain tenun ikat dan Rp 250 ribu untuk tali jam berbahan material kulit.

Woodka sengaja memilih penjualan lewat internet agar Woodka bisa di-akses pelanggan dari manapun. Baik itu di Sulawesi, Sumatera, Papua, hanya dengan  mengakses website woodkawatch.com seluruh masyarakat dapat berbelanja jam tangan woodka. Mereka juga telah memiliki retailer resmi di Singapura sejak tahun 2015, yang ternyata di sana responsnya juga luar biasa. Kini per bulan, mereka bisa menjual lebih dari 100 unit jam tangan. Mereka memaksimalkan pelayanan lewat sosial media seperti Instagram, Facebook page,  dan sebagainya dengan akun Woodka_ agar ada hubungan langsung dengan pelanggan, sehingga dapat meperoleh kritik dan saran langsung dari pelanggan.

Vira beserta teman-temannya yang rutin mengikuti berbagai pameran di kota Bandung maupun Jakarta, ingin bisa melayani pembeli langsung. Permintaan dari pelanggan yang ingin mendapatkan produk mereka secara langsung, mereka tanggapi dengan serius. Walau saat ini mereka belum mempunyai galeri atau toko, tetapi rencananya mereka akan melayani pembelian langsung di kantor.

Dengan begitu, Vira dan teman-temannya bersyukur karena produknya sudah menjangkau pasar luar negeri. hingga ke Paris dan kini mulai melebarkan sayapnya dengan mengikuti pameran di negeri produsen jam, Swiss.

#LSPRDUKUNGEKONOMIKREATIF

Sumber :

- http://indonesiaenterpreneur.blogspot.co.id/2016/09/woodka-jam-tangan-kayu-dengan-sentuhan.html

- http://woodkawatch.com/Journal.aspx

- http://www.perrytristianto.com/jam-tangan-kayu-woodka/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun