Indonesia memiliki jumlah pasangan usia subur sebanyak 48.536.690 dengan jumlah peserta KB baru yaitu 6.663.156 atau 13,73%. Dari 33 provinsi yang ada di Indonesia, provinsi Banten memiliki urutan kedua dimana jumlah pasangan usia subur nya sebanyak 2.448.052 jiwa, tetapi untuk jumlah peserta KB baru hanya memiliki peserta 269.608 atau 11,01% dibandingkan dengan DKI Jakarta yang jumlah pasangan usia subur nya sebanyak 2.031.956, dan untuk jumlah peserta KB baru nya yaitu 518.562 atau 25,52% (Data & Informasi Profil Kesehatan Indonesia, 2016).
Keluarga berencana merupakan salah usaha dalam menekan lonjakan angka kelahiran di indonesia. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi disebabkan pula dan penyebaran penduduk yang kurang merata antar pulau. Dan diperkuat oleh peryataan Saifudin (2013). “KB merupakan upaya pelayanan kesehatan peventif yang paling dasar dan utama, alasan utama diperlukan keluarga berencana untuk mencegah mortalitas dan morbilitas pasangan usia subur (PUS).
Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran mengurangi risiko kematian bayi.
Namun, melihat pada Hasil Laporan Kinerja BKKBN tahun 2015 menunjukkan bahwa masih banyak kendala yang dihadapi pada pemasangan alat kontrasepsi yaitu kurangnya pengetahuan pasangan usia subur (PUS) mengenai alat kontrasepsi, belum optimalnya penyampaian KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) secara mandiri maupun kelompok tentang metode kontrasepsi.
Guna memahami metode kontrasepsi modern di kalangan masyarakat, Selasa (9/8) Mahasiswa KKN Tematik UPI Kampus Serang Kelompok 190C menggelar penyuluhan ber-KB untuk para ibu-ibu di Desa Pakel Masjid. Materi disampaikan oleh Ibu Ipah Hopipah selaku Tenaga Kesehatan dari Puskesmas Banten Girang. Dalam penyuluhan tersebut menyampaikan materi mengenai 4 jenis alat kontrasepsi modern, bagaimana cara menggunakannya dan juga dibuka sesi tanya jawab.
“Ibu-ibu, ber-KB ini bukan berarti kita menunda kehamilan, akan tetapi memberi jarak pada kelahiran yang selanjutnya”, tutur Ibu Ipah ketika penyuluhan.
Tujuan dari adanya penyuluhan ini adalah agar ibu-ibu Desa Pakel Masjid memahami metode kontrasepsi modern minimal 4 jenis, meningkatkan kesertaan ber-KB, menurunnya jumlah angka kelahiran bayi, meningkatkan kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran, dan mencegah terjadinya penambahan kasus stunting. Karena Gerakan KB Nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang makin mandiri. Keberhasilan ini mutlak harus diperhatikan bahkan terus ditingkatkan karena pencapaian tersebut belum merata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H