Mohon tunggu...
maghfiro fatichatul
maghfiro fatichatul Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mathematics Education

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dekadensi Moral dan Strategi untuk Menanggulangi Dekadensi Moral

28 Juni 2020   08:47 Diperbarui: 11 Juni 2021   05:47 11022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

a. Tema : Dekadensi Moral dan Solusi Islam

b. Nama : Fatichatul Maghfiro

Semester : II ( Dua )

Jurusan : Pendidikan Matematika

Kampus : ITSNU PASURUAN

Tahun : 2019

c. Identitas Dosen : Muhammad Mukhlis, M.Pd.

d. Problem : Dekadensi Moral dan Strategi untuk Menanggulangi Dekadensi Moral

e. Teori :

Dekadensi berasal dari kata dekaden (keadaan merosot dan mundur) dan moral atau akhlak. Dengan demikian, dekadensi moral merupakan kondisi moral yang merosot (jatuh) atau sementara mengalami (dalam keadaan) mundur atapun kemunduran, kemunduran dan kemorosatan yang terus menerus (sengaja atapun tidak sengaja) terjadi serta sulit untuk diangkat atau diarahkan menjadi seperti keadaan semula atau sebelumnnya.

f. Analisa :

Fenomena Dekadensi Saat ini

Fenomena kehidupan saat ini sangat beragam dan pastinya menarik untuk dicermati, salah satunya adalah fenomena dekadensi moral. Di era globalisasi saat ini banyak budaya dari luar baik itu yang positif atau negative masuk ke Negara kita ini. 

Budaya ini secara otomatis mempengaruhi moral dan perilaku masyarakat dan bisa mengarah ke arah yang dapat menimbulkan dekadensi moral di kalangan umat manusia di era globalisasi ini, hingga fenomena dekadensi moral sudah menjadi hal yang umum yang ada di tengah masyarakat dunia sekarang. 

Baca juga: Hedonisme Faktor Penyebab Terjadinya Dekadensi Moral

Kalangan yang sangat rentan mengalami dekadensi moral adalah anak-anak remaja. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya,salah satu faktor yang mempunyai pengaruh paling besar adalah media informasi mulai dari televisi,media internet dsb. Media internet memberikan dampak yang luar biasa di kalangan anak remaja saat ini, baik dampak positif ataupun dampak negatif. Budaya-budaya lokal saat ini sudah mulai luntur dan bahkan malah remaja saat ini tidak tahu budaya asli kita sendiri.

Salah satu contoh yang sangat ironis yang melanda masyarakat sekarang adalah banyak nya masyarakat yang megikuti budaya luar seperti budaya korea (k-pop).Hal yang di khawatir kan sekarang adalah mulai berkurangnya rasa nasionalsime masyarakat di karena kan masuknya budaya luar yang lebih menarik.

Dekadensi moral di mulai dari hal yang kecil mulai dari mengikuti budaya luar di mulai dari mengikuti cara berpakaian,berbicara,tradisi yang tidak sesuai dengan kepribadian masyarakat dan bahkan dapat mengurangi keimanan dan berpindah agama hanya karena ingin mengikuti trend yang sudah di dapat dari budaya luar. Orang tua saat ini harus bisa mengawasi dan membimbing anak-anaknya untuk selalu menjunjung tinggi kebudayaan local.

Dalam islam, Rasulullah adalah salah satu contoh tauladan yang seharusnya kita implementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Banyak sunnah-sunnah Rasulullah yang seharusnya kita praktekan ketimbang mengikuti mode atau tren yang melekat dalam dada para kaum muslimin remaja ini.

Dekadensi moral menjadi barang biasa, seperti iklan yang setelah tayang di lupakan saja, tidak pedas dan sengaja di lupakan. Padahal dalam islam kita di anjurkan untuk kembali terhadap Al-quran dan As-sunnah bila terjadi sesuatu yang kita anggap tidak pantas. Pada zaman sekarang, kita dapat melihat kenyataan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi waSallam ini. Yakni banyak orang Islam yang kehilangan pegangan di dalam kehidupan. 

Mereka banyak meniru "cara hidup" Yahudi dan Nashrani, baik disadari ataupun tidak. Banyak orang Islam yangtelah terperangkap dalam tipu muslihat Yahudi dan Nashrani dan ada pula yang sekaligus menjadi alat untuk kepentingan mereka. Seperti kutipan fenomena Dekadensi Moral yang saya paparkan di atas.

Dan hal ini juga mengarah kepada hadis Rasulullah S.A.W Dari Abu Hurairah Ra. Ia berkata: Bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam; "Islam mulai berkembang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali asing pula. Maka beruntunglah orang-orang yang asing."(HR. Muslim).

Dalil-dalil naqli (al-Qur'an dan al-Hadist)

1.  QS. SAD AYAT 46

Artinya: Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.

2. QS. YASIN AYAT 60

Artinya: Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu, hai Bani Adam, supaya kamu tidak menyembah setan? Sesunggubnya setan itu mnsubyang nyata bagi kamu.

3. QS AL-ANFAL AYAT 2 DAN 4

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.

Baca juga: Abuse of Power dan Dekadensi Moral Pemimpin, Penghambat Kemajuan Bangsa

4. QS ANNISA AYAT 114

Artinya: Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia.Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.

Sabda Rasulullah:

Sesungguhnya aku Muhammmad saw tidak di utus melaikan untuk menyempurnakan kemulliaan akhlak.

Ketahuilah kamu di dalam manusia terdapat segumpal darah. Apabila baik maka baik lah keseluruhan segala perbuatannya dan apabila buruk maka buruk lah keseluruhannya ketahuilah kamu bahawa ia adalah hati.

Sesungguhnya allah tidak melihat  dari rupa atau paras kamu dan tidak kepada tubuh badaan kamu dan sesungguh nya allah telah melihat kepada hati kamu dan segala amalan kamu yang  berlandaskan keiklasan hati

Seseorang itiu tidak beriman sehinggalah ia mengasihi terhadap saudaranya seperti mana dia kasih terhadap diri nya sendiri (Riwayat bukhari  dan muslim)

Sesungguhnya amalan  yang sangat dicintai oleh allah selepas melakukan ibadat fardhu oleh hambanya ialah menggembirakan hati saudaranya sesama islam (riwayat baihaqi).

Strategi Pendidikan Islam untuk Menanggulangi Dekadensi Moral

Permasalahan dekadensi moral di era globalisasi ini memang menjadi hal yang sulit diatasi, karena banyaknya pengaruh yang menjadi faktor penyebab sebagaimana telah dijelaskan di atas. Ibaratkan penyakit dalam hal ini mencegah adalah lebih baik dari pada mengobati. Begitu juga dengan permasalahan moral, lebih mudah mencegah dari pada memperbaiki moral yang sudah terlanjur rusak atau hancur.

Secara umum dekadensi moral ini tidak hanya terjadi di kalanga orang tua saja akan tetapi marak terjadi di kalangan peserta didik khususnya para pelajar dan mahasiswa yang masih remaja, tentu hal tersebut sangat meresahkan bagi para orang tua, guru, dosen dan para pendidik lainnya. Maka dalam hal ini diperlukan suatu strategi, langkah-langkah dan upayayang harus dilakukan untuk menanggulangi dekadensi moral tersebutsebagaimana akan diuraikan berikut ini:

a. Menguatkan Pendidikan Agama dalam Keluarga

Dalam pandangan Islam setiap manusia mempunyai tanggung jawab terhadap dirinya dan juga terhadap keluarganya terutama para orang tua terhadap anak-anaknya.

b. Menguatkan Pendidikan Agama dan moral di Sekolah

Pendidikan agama merupakan suatu proses untuk membentuk manusia yang berkpribadian sesuai dengan aturan atau ajaran agama Islam yang telah diturunkan oleh Allah melaui para Rasul-Nya sebagai utusan kepada umat manusia. Setiap pendidikan yang diselenggarkan oleh individu, sosial, lembaga sekolah formal maupun informal selalu mempunyai maksud dan tujuan sesuai dengan konsetrasinya masing-masing.

Pendidikan agama yang dimaksud penulis disini adalah pendidikan agama Islam, baik di sekolah formal atau-pun informal, baik yang berstatus negeri maupun swasta. Dalam pendidikan agama tidak hanya mengandung pesan-pesan aqidah dan ibadah, akan tetapi juga mengandung pesan-pesan moral. Sehingga segala permasalahan moral seakan-akan menjadi tanggung jawab sepenuhnya pendidikan agama.

Baca juga: Pendidikan Diambang Dekadensi Moral

c. Meningkatkan Profesionalisme Guru dan Pengawasan terhadap Perserta Didik

Guru merupakan roda yang terus berputar untuk menjalakan proses pendidikan, di lembaga apapun dan dimana-pun berada guru juga sebagai ujung tombak dari pendidikan, maka lemabaga pendidikan yang berhasil mencetak peserta didik yang berkualitas tidak lepas dari peran guru sebagai tenaga profesional.

d. Meningkat Kepedulian Masyarakat terhadap Pendidikan

Masyarakat dan pendidikan merupakan dua komponen yangsaling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan, masyarakat membutuhkan pendidikan begitu pula sebaliknya. Pendidikan yang maju dan berkualitas merupakan cerminan masyarakat yang maju pula, tanpa masyarakat pendidikan tidak akan berjalan dengan baik, karena di dalam pendidikan terdapat unsur masyarakat seperti guru, peserta didik dan lain-nya, begitu pula sebaliknya tanpa ada pendidikan masyarakat tidak akan maju dan berkembang, karena tidak mempunyai ilmu pengetahuan yang cukup.

g. Refrensi :

https://kholidarifin-wordpress-com.cdn.ampproject.org/v/s/kholidarifin.wordpress.com/2013/12/26/fenom

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun