Mohon tunggu...
Maghfira aisya syawali
Maghfira aisya syawali Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (S1 Manajemen) Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si, Ak Nama: Maghfira Aisya Syawali (NIM: 43122010133) Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Saya Ingin Bahagia: Etika Eudaimonia Aristotle

19 Juni 2023   02:12 Diperbarui: 19 Juni 2023   06:39 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture by Apollo, Proff.Dr,M.S.i.Ak Presentation

Bahagia adalah suatu keadaan emosional atau perasaan subjektif yang menyertai perasaan sukacita, kepuasan, kegembiraan, atau kepuasan diri. Bahagia sering dikaitkan dengan perasaan positif, kepuasan dengan kehidupan, dan kesejahteraan secara keseluruhan. Ini adalah kondisi di mana seseorang merasa puas, terpenuhi, dan merasa bahwa hidup mereka memiliki nilai dan arti.

Rasa keharmonisan dengan diri sendiri dan orang lain, kesehatan tubuh dan mental yang sangat baik, kepuasan akan kebutuhan dasar, dan emosi yang mengendalikan hidup seseorang, semuanya dapat dimasukkan dalam definisi kebahagiaan. Kebahagiaan dapat berarti hal yang berbeda untuk individu yang berbeda. Bagi sebagian orang, itu bisa berarti menerima dan menghargai siapa mereka dan situasi mereka saat ini. Bagi yang lain, itu mungkin berarti mencapai tujuan dan impian mereka sendiri.

Bagi banyak orang, kebahagiaan adalah tujuan akhir. Tapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan kebahagiaan? Apakah hanya puas dengan keberadaan kita dan merasa bahagia? Aristoteles, seorang filsuf Yunani, berpendapat bahwa kesenangan lebih kompleks dari sekedar perasaan bahagia. Dia memberinya nama "eudaimonia", yang berasal dari istilah Yunani "eu" (baik), "daimon", dan "roh" atau "jiwa". Eudaimonia adalah kata Yunani untuk kenikmatan yang dihasilkan dari kebajikan atau keagungan.

Eudaimonia, dalam pandangan Aristoteles, tidak dapat dicapai hanya dengan uang, kekuasaan, atau kesenangan. Sebaliknya, ia berpendapat bahwa eudaimonia hanya dapat dicapai dengan menjalani kehidupan moral yang bertujuan. Menurut Aristoteles, kebaikan adalah perilaku atau kebiasaan yang membawa kebajikan dalam diri sendiri dan orang lain.

Eudaimonia bukanlah sesuatu yang dapat dicapai dengan cepat atau dengan cara yang sederhana. Sebaliknya, itu adalah hasil dari upaya konsisten untuk menjalani kehidupan yang layak. Eudaimonia, dalam pandangan Aristoteles, hanya dapat dicapai melalui perilaku yang lurus secara moral. Definisinya tentang kebiasaan baik adalah perilaku yang dilakukan secara konsisten dan dengan niat terbaik.

Menurut Aristoteles, ada dua jenis kebiasaan: kebiasaan moral dan kebiasaan intelektual. Kebiasaan moral melibatkan tindakan yang dilakukan dengan tujuan kebaikan, seperti kejujuran, keberanian, dan kedermawanan. Kebiasaan intelektual, di sisi lain, melibatkan tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan atau pemahaman yang lebih baik, seperti belajar dan berpikir kritis.

Eudaimonia, menurut Aristoteles, hanya dapat dicapai melalui praktik moral dan intelektual yang unggul. Dia berpendapat bahwa perilaku yang lurus secara moral dan bijaksana harus sesuai dengan niat baik. Menurutnya, kebiasaan moral dan intelektual yang sehat adalah perilaku yang dilakukan untuk mencapai kebaikan.

Aristoteles juga memahami bahwa kebahagiaan tidak hanya bergantung pada pilihan pribadi. Dia berpendapat bahwa mencapai eudaimonia sebagian besar bergantung pada lingkungan sosial dan budaya. Lingkungan sosial dan budaya yang baik, menurutnya, adalah yang mendorong berkembangnya praktik moral dan intelektual yang baik.

Karena lingkungan tempat kita tinggal, bekerja, dan berinteraksi setiap hari berdampak pada suasana hati, kesejahteraan, dan kualitas hidup kita secara umum, lingkungan memainkan peran penting dalam memupuk kebahagiaan. Berikut adalah beberapa penjelasan mengapa lingkungan sangat penting dalam menumbuhkan kebahagiaan:

  • Aspek fisik: Daya tarik estetika, kenyamanan, dan kebersihan ruang dapat berdampak pada perasaan dan perilaku kita. Penataan yang rapi, teratur, dan estetis cenderung menumbuhkan suasana hati yang positif dan bahagia.
  • Ikatan sosial: Kebahagiaan kita dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial kita, termasuk teman, keluarga, dan masyarakat. Kebahagiaan dan kesejahteraan kita dapat ditingkatkan dengan memiliki hubungan yang baik, jaringan sosial yang mendukung, dan interaksi yang berarti dengan orang lain.
  • Akses ke sumber daya: Lingkungan yang mendukung yang memungkinkan akses yang tepat ke sumber daya termasuk pekerjaan, pendidikan, perawatan kesehatan, dan rekreasi dapat menjadi sangat penting dalam menumbuhkan kebahagiaan. Dapat meningkatkan kualitas hidup dan kepuasan untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar dan memiliki kemungkinan untuk tumbuh dan mengikuti hobi dan impian kita.
  • Kualitas Lingkungan Alam : Kualitas lingkungan alam telah ditemukan memiliki dampak yang menguntungkan pada kebahagiaan dan kesejahteraan. Ini termasuk keberadaan taman, ruang hijau, dan akses ke alam bebas. Interaksi dengan alam dapat membantu orang merasa kurang stres, lebih bahagia, dan lebih kagum akan keindahannya.
  • Keamanan dan stabilitas: Lingkungan yang aman dan stabil, baik secara fisik maupun emosional, memainkan peran penting dalam menciptakan kebahagiaan. Rasa aman, kebebasan dari ancaman, dan stabilitas emosional memberikan dasar yang kuat bagi kesejahteraan dan kebahagiaan yang lebih tinggi.

Kita dapat meningkatkan peluang kita untuk menemukan kebahagiaan dengan membangun dan memelihara lingkungan yang mendukung, baik secara fisik maupun sosial. Penting untuk dipahami bahwa lingkungan tidak hanya dapat memengaruhi kebahagiaan seseorang tetapi juga kebahagiaan seluruh komunitas. Untuk memastikan kebahagiaan kita dan orang lain, sangat penting untuk fokus dan mendorong suasana yang baik dan mendukung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun