Wayang merupakan salah satu warisan budaya bangsa yang masih eksis hingga sekarang. Kesenian yang dahulu terbuat dari kulit, hingga sekarang yang sudah bertransformasi mengikuti perkembangan zaman itu tak luput oleh bantuan dari unsur-unsur kuat yang membantu keberhasilan proses di dalamnya. Dalam (Setiawan, 2020) disebutkan bahwa unsur manusia yang meliputi dalang, penyimping, penabuh, dan sinden merupakan orang-orang yang mempunyai peranan penting dalam kelancaran dan keberhasilan suatu pertunjukan wayang. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kemahiran khusus dalam bidangnya masing-masing. Berkat kemahiran khusus tersebut, terkadang mereka tidak bisa digantikan oleh sembarang orang.
Pada pertunjukan wayang yang dilaksanakan hari Minggu, 24 September 2023 di Museum Wayang, Kota Tua, Jakarta lalu saya melihat secara langsung proses dan cara kerja dari unsur manusia dalam perwayangan tersebut. Bagaimana peran Dalang yang berfungsi bukan hanya memainkan wayang tetapi juga harus menguasai teknik pedalangan yang berpengetahuan luas sehingga mampu memberikan pengaruh terhadap para penonton pertunjukan. Ki Kasmin Guno Prayitno mampu mementaskan Lakon wayang yang berjudul Gatutkaca Winisuda dengan baik dalam durasi waktu 4 jam lamanya. Kemudian, peran penyimping yang berfungsi bukan hanya sebagai orang yang membantu dalang dalam menyiapkan wayang tetapi juga mempersiapkan segala sesuatu keperluan dalang. Bagaimana perasaan merinding sekaligus terkesima saya ketika melihat langsung penyimping mengusap punggung dalang yang merupakan bagian dari tugasnya juga guna "menjaga" sang dalang selama pertunjukan.
Lalu ada penabuh gamelan atau biasa disebut dalam bahasa Jawa, panjak, nayaga atau pengrawit yang tugasnya menabuh gamelan dalam memainkan lagu (gendhing) sesuai permintaan dalang. Pengrawit ini juga harus memiliki kemahiran khusus karena harus menghapal ratusan gending yang berbentuk not-not angka di luar kepala dan menyajikannya dengan baik dan benar. Serta diharuskan  memahami  isi  cerita/lakon  wayang  dan  gendhing  yang  dimainkan hendaknya  diselaraskan dengan lakon cerita wayang. Biasanya para nayaga selalu berpakaian resmi seperti blankon, baju beskap, dan kain jarit.
Dan yang terakhir peran para penyinden yang tak kalah penting. Waranggana (pesinden) bertugas melantunkan lagu-lagu selama pertunjukkan wayang berlangsung. Mereka harus menghafal tembang-tembang tradisional yang lama dan baru dengan cengkoknya yang khas sebagai penyinden. Pada pertunjukkan wayang di Kota Tua kemarin, para penyinden kompak berseragam biru pink sehingga memanjakan mata para penonton yang melihatnya.
Unsur manusia dalam pertunjukkan wayang di atas pastinya sangat berperan penting dalam keberhasilan dalam pertunjukkan wayang. Duduk bersimpuh selama berjam-jam, menyanyikan lagu-lagu lama, serta harus berhadapan dengan yang "mistis" dalam perwayangan demi menjaganya agar tetap aman bukanlah hal yang mudah dan butuh kemahiran khusus. Kita sebagai penerus generasi bangsa sudah selayaknya menghargai dan terus melestarikan kesenian perwayangan di Indonesia ini agar tidak punah dan tertinggal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H