Dengan seringnya kita travelling itu membuat kita lebih dewasa dan sadar akan keberadaan diri kita, gimana cara menempatkan diri sehingga terhindar dari konflik dengan teman seperjalanan dan masyarakat di tempat itu, bagaimana menghindari konflik dengan hukum yang ada di tempat itu. Semakin banyak kita travelling semakin kita terlatih, dan akan membuat kita open mind. Membuka wawasan dengan selebar-lebarnya TANPA harus mengubah prinsip, yang harus dilakukan hanya menyelaraskan prinsip dengan keadaan. MENYELARASKAN beda dengan MENGUBAH. Contoh kongkritnya, ketika kita harus melakukan sesuatu tetapi di tempat itu melarang... ya jangan action ditempat umum, lakukan di tempat yang sedikit private atau cari tempat yang boleh, jangan ngotot harus... harus... kalo kita ngotot harus yang ada akan bermasalah.
Mungkin tulisan ini kurang mendalam pembahasannya... karena saya hanya bisa merasakan kapan saya bisa bertindak TOLERANSI dan kapan saya HARUS mempertahankan prinsip. Dan itu akan semakin terasah sensitivitasnya ketika kita sering travelling.
Orang yang tidak travelling bukan tidak ada yang punya toleransi, banyak orang yang tidak suka travelling tapi toleransinya sangat tinggi, dan juga bukan selalu yang travelling toleransinya setinggi itu. Tapi paling tidak dengan travelling itu melatih diri kita untuk membuka wawasan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H