Mencintai pencipta melalui ciptaan-Nya
Manusia adalah gambar dan citra Allah yang tidak ada duanya serta memiliki belas kasih yang tidak terbandingkan. Belas kasih yang dimiliki oleh seseorang itu bukan diberikan oleh masyarakat atau pun yang lainnya dari luar darinya. Melainkan belas kasih itu ada bersama dengan diri seseorang sejak berada dalam selubung rahasia.
Seseorang hanya mampu menyadari di dalam dirinya ada belas kasih apabila orang itu percaya sepenuhnya kepada Allah yang maha Rahim.Â
Dengan modal percaya sepenuhnya akan Allah yang maha Rahim maka orang itu akan mengambil bagian atau orang itu menjadi bagian dari kerahiman ilahi. Dengan menjadi bagian dari kerahiman ilahi, juga menjadi penyalur kerahiman ilahi. Orang hanya dapat menjadi penyalur kerahiman ilahi kalaulah menyadarinya dan mencinati-Nya dengan sepenuh hati.Â
Kemudian, cara orang menyadarinya melalui relasi yang terpelihara dengan Allah yang kerahiman ilahi. Selain itu orang juga semakain bertumbuh dalam kasih ilahi.Â
Orang tidak hanya semakin berkembang dari kasih tetapi juga menjadi bagian dari kasih ilahi dan mampu membagi kasih ilahi kepada sesama.Â
Orang meskipun memiliki kasih ilahi dalam diri tetapi belum tentu mampu untuk dibagikannya. Oleh karena itu, perlu memohon kepada Allah yang maha Rahim untuk diberi kesempatan dan kemampuan membagi belas kasih Allah kepada sesama.
Manusia dari zaman ke zaman memiliki problem yang menyangkut kehidupan yang tidak adil. Zaman dulu, sekarang dan mungkin zaman yang akan datang persoalan ketidak adilan masih menjadi persoalan.Â
Kehidupan yang kurang adil tidak pernah selesai dibicarakan terutaman bagi mereka yang lemah, miskin dan terlantar. Orang lemah, miskin dan terlantar kurang mendapat perhatian dari mereka yang hidupnya berkecukupan.Â
Orang kaya menganggap diri sudah bertindak baik serta bersikap adil terhadap mereka yang miskin apabila mempekerjakan mereka atau pun hidup baik.Â