Mohon tunggu...
Riana Listiyastuti
Riana Listiyastuti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pencari Kerja/Jobseeker

Lulusan baru Teknik Geologi yang memiliki ketertarikan terhadap sains, energi, dan lingkungan. Senang melihat acara olahraga, terutama motorsport (F1 dan MotoGP).

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Kendaraan Listrik: Solusi Hijau atau Ilusi?

27 November 2024   09:19 Diperbarui: 28 November 2024   06:41 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sumber energi listrik (Sumber: greenpowersaveraustralia.com.au)

Masifnya aktivitas penambangan menyebabkan pencemaran logam berat pada sedimen sungai, sedimen laut, air sungai, dan air laut yang mengancam ekosistem (Nasution dkk., 2024). Hal tersebut tentunya dapat menimbulkan permasalahan lain seperti masalah kesehatan dan sosial-ekonomi masyarakat, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Peran Pemerintah dalam mengatasi permasalahan lingkungan

Saat ini, penggunaan kendaraan listrik tidak menjawab permasalahan lingkungan, terutama polusi udara yang terjadi di kota-kota besar Indonesia. Salah satu rencana jangka pendek yang dapat diterapkan pemerintah adalah menggunakan anggaran untuk mengingkatkan kualitas dan aksesbilitas dari transportasi umum agar lebih mudah diakses masyarakat dan nyaman untuk digunakan. Tentunya, ketergantungan masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi akan berkurang apabila sarana-prasarana kendaraaan umum baik dan efisien.

Selain itu, hulu dari industri seharusnya menjadi prioritas utama pemerintah dibandingkan dengan industri hilir. Pemerintah harus memastikan agar proses penambangan berjalan baik dan aman serta mulai fokus terhadap pengembangan energi terbarukan. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini, batubara merupakan sumber energi listrik paling murah dan mudah digunakan dibandingkan dengan energi terbarukan. Namun, hal tersebut tidak menutup potensi energi terbarukan di Indonesia yang sangat besar, terutama energi panas bumi, air, bayu, solar, mikrohidro dan minihidro. 

Edukasi masyarakat terkait pentingnya energi terbarukan seharusnya lebih gencar disosialisasikan daripada penggunaan kendaraan listrik. Dengan adanya edukasi, masyarakat menjadi paham pentingnya energi terbarukan untuk keberlangsungan hidup jangka panjang. Masyarakat juga menjadi terbuka, mendukung kebijakan, rencana strategis pemerintah, dan transisi energi dari brown energy menjadi green energy.

Selama suplai listrik di Indonesia masih didominasi oleh penggunaan bahan bakar fosil, maka penggunaan kendaraan listrik yang dianggap ramah lingkungan hanyalah ilusi semata. 

Oleh karena itu, diperlukan komitmen pemerintah dalam melakukan transisi sektor hulu secara bertahap dari energi fosil menjadi energi terbarukan dan dukungan dari masyarakat Indonesia sehingga tujuan awal  kendaraan ramah lingkungan yang efektif dan efisien dapat terealisasi.

KESDM greenpowersaveraustralia.com.au

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun