HIKAYAT MAHARADJA BIKRAMADEWA
Kata pengantar
Adapun sekilas tentang ilmu dalam manuskrip /naskah yaitu filologi (berfokus pada bagian teks, paleigrafi (berfokus pada aksaranya), dan kodikologi (berfokus pada naskah), untuk pembahasan ini terkait filologi secara terperinci.
ilmu filologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manuskrip yang dimana manuskrip tersebut ber umur 50 tahun atau lebih. Ilmu ini mulai berkembang sejak abad ke-3 sebelum masehi di yunani kuno, tepatnya di iskandariyah (yunani) memiliki kegiatan tersendiri yaitu pengkajian pada naskah-naskah klasik. Untuk istilah ini pertama kali digunakan oleh erastotbenes, adapun filologo berkembang dari beberapa negara seperti romawi menyalin manuskrip kuno, eropa pada bagian salinan lalu pengkritikan, timur tengah pada bagian penerjemahannya, lalu berkembang pesat di daerah nusantara.
Untuk filologi sendiri memiki objek kajian yaitu naskah dan teks, bagian naskah berfokus pada fisik naskah itu sendiri yang disebut kodikologi, sedangkan teks berfokus pada gagasan, dan isi kandungannya yang disebut tekstologi. Adapun kemunduran pada kegiatan filologi itu setelah terjadinya peralihan kekuasaan dan adanya sikap penguasa yang tidak mengamati serta tidak adanya peluang pada pengakajian filologi.
Halaman 1
Bismillahirrahmanirrahim
Maka tersebutlah perkataan maharaja bikramadewa dalam negri tempat puri nama negrinya. duduk dengan sgala hamba sahayanya bersuka" .. ...rakan ...baginda dewaraja safroh masing" menempuh demikianlah ihanda baginda itu seperti lawat madu maka sembuh segala mentri rajjn bijaksana sekali pendekar alam anak ini sedang lagi kecilnya lagi sikap maka besar berapa laki maka tersebut pada anakku ini jumlahnya  pandai karangan perenpuan yg baik-baik. parasnya tahu sangat mengeluarkan kata yang manis maka segala mentri pun tertawa-tawa seraya menyembah janganlah lagi dikata tuanku seketika, maka baginda pun berangkat masuk ke istana seraya memimpin tangan ...baginda lalu duduk dekat permaisuri maka ... baginda ya adinda ...akan anak kita ini .karna ia telah besar pada bicara akankah baik juga rasanya kita mencari menantu maka kata permaisuri benarlah seperti .. kakanda itu bisa pun. ingin rasanya hendak bermenantu maka..baginda itupun tidak selaku-laku malu, seketika laki maka ... pun diangkat oranglah maka baginda ....tiga berputri
Halaman 2
setelah ..................segala isi istana baginda itu ..maka datanglah ..dewaraja agustus ....miladiya perdana pada dua belas tahun umurnya dewaraja ...perdana itu maka sempurnahlah akhlahnya dan halus budi bicaranya pada barang semua pekerjaannya segala peristiwa dewa raja malelaseruwa perdana duduk dengan enak pengasuhnya maka ...dewa raja ...sekalian ..maka ..dewa raja hiya kakanda sekalian mari kita....jangan dibelakang istana ini maka kita segala ...yang ..patutlah seperti ...yang maha mulia itu siroh masing-masing iya membawa pegawai akan bakraja itu ..............tujuh orang tengan dari pada kholambu dan bandulan ...dan..candi dan..dari pada ...terlalu permaikali perbuatan balai ayat maka disanalah dewa raja ....perdana herbab dan kecapai dandi muria serdam bansa ....dengan segala pelabakai bunyi-bunyian serta inang-inang pengasuhnya bersuka-sukaan pada balai itu kesekalian istimewa pula segala anak daro-daro mengintai.
2 Halaman sebelum akhir
kepada...tuan maafkan juga salah batil ihanda orang tua ini bebas tiada ihanda
dengan ....lagi melakukan pekerjaan yang demikian, maka sembuh dewaraja ya tuanku sya'a alam melainkan ampun dan maaf juga ....yang maha mulia juga ...karna watak orang yang hina lagi muda belum sampai budi bicara maka tetap baginda dengan sukacitanya wahiya ... tuanpun tiada salah tuan melainkan juga yang kurang ...selama ini setelah demikian itu maka ...pun diangkat oranglah kehadapan baginda empat berputra serta sekalian traja-raja yang hadir dalam majlis itu mentri sama memtri helblang sama helblang masing-masing pada pengikutnya ........sekaliannya maka baginda pun santap empat berputra sehidangan ...pun demikian juga dewa asma (nama orang), dewa habi'ng, saha membang per'i sama puri, indra indera candra sama candra kishas samara qishah ....segala nikmat maka hidangan minuman pun ....orang lah kehadapan majelis segala raja-raja.
1 Halaman sebelum akhir
dan sekalian yang di hadiri pada santapan itu dan setelah sudahlah selesai dari pada makan dan minum itu maka baginda ....kepada inqodahnya baginda dan sekarang kerajaan dalam negri ini melainkan inqodah serahkanlah kepada ...kedua karna...pun telah ..hanya tuanlah akan memerintah tahta kerajaan maka inqodahnya baginda pun keduanya menjunjung ...baginda serta.. mana perintah tuanku patik jenjanglah ...patik dan pada ketika itulah dinobatkan baginda ..akan ..baginda menjadi raja menjunjung dalilah segala mentri ...dan ...kepada segala raja hilablang sekalian dan memberi sodakoh kepada segala fakir miskin dan setelah dari pada itu maka masing-masing..pulang ke rumah maka tinggallah baginda serta inqodah ..merintahkan di atas tahta kerajaannya selama-lamanya dengan adil dan murah nya aamiin ...hikayat maharaja bikramadewa tertulis dalam negri singapura kampung pangkahulu akan adanya.
Deskripsi naskah
Manuskrip ini berjudul hikayat maharaja bikramadewa, dimuat dengan bahasa melayu dengan aksara jawi, dengan ukuran panjang naskah 6,5 cm dan lebar 15 cm, adapun ukuran teks dalam naskah dengan panjang 8 cm dan lebar 13 cm yang dimana tertulis dalan kertas yang terbuat dari dalawang, yang di terbitkan oleh djohar perak di diperancis, untuk kondisi fisik naskahnya sendiri masih sehat dan rapi, untuk jumlah total 51 halaman, dengan jumlah isi 49 halaman  , adanya sebagian halaman kosong, adapun di dalamnya tidak terdapat watermark, garis tebal dan tipis, dan garis panduan tidak di temukan.dan kolofon. Untuk ringkasan dalam teks bahwa ini menceritakan dewa raja yg memiki tahta tertinggi dakam kerajaan.
Analisis dalam naskah
Manuskrip ini menceritakan tentang adanya raja dewa yang tinggal di istana bersama putrinya, yang dimana tuan putri memiliki watak yang baim dan murah hatinya, dahulu kalanya sistem kerajaan itu sangat ketat dengan tegas. Namun seiring berjalannya waktu terjadi banyk ny lerdebatan yg menghasilkan perselisihan antara mentri dan raja nya.
Â
Daftar pustaka
Baried, dkk. Barorah, 1985. Pengantar Teori Filologi. Jakarta: Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa
Â
Ikram, Achdiati. Filologia Nusantara. Jakarta: Pustaka Jaya.
Â
Teeuw, A. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya,1984.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H