Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dibutuhkan upaya yang tepat dengan pembangunan berbasis masyarakat dimana terdapat kerjasama dan keseimbangan peran antara pemerintah, masyarakat, dan swasta. Masyarakat menjadi pelaku pembangunan dan tidak hanya sebagai objek pembangunan. Saat ini peran dan fungsi desa menjadi bagian dari motor penggerak pembangunan yang diharapkan mampu menggali dan mengembangkan potensinya secara lebih mandiri yang diperkuat dengan sistem perundang-undangan dan anggaran melalui berbagai kebijakan seperti dana desa, termasuk Desa Ngiliran.Â
Pada bulan Februari hingga Juni 2024, tim hibah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Sebelas Maret (UNS) melaksanakan program magang desa di Desa Ngiliran, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan. Melalui program Merdeka belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) memberikan  kesempatan kepada mahasiswa dalam kegiatan Magang Desa  untuk berpartisipasi dalam mengembangkan Desa menjadi desa mandiri berbasis potensi lokal melalui penyusunan Rencana Tata Ruang Desa dengan fokus pada pengembangan wisata Sumber Jamban dimana dalam proses perencanaannya dilaksanakan secara partisipatif.
Kegiatan Magang Desa ini terdiri dari penyusunan laporan pendahuluan, kegiatan FGD (Forum Group Discussion) pendahuluan, pengumpulan data berupa survei sekunder dan survei lapangan serta kegiatan PRA (Participatory Rural Appraisal), kegiatan FGD (Forum Group Discussion) fakta analisis, penyusunan laporan fakta analisis, kegiatan FGD (Forum Group Discussion) rencana, dan penyusunan laporan rencana.
Kegiatan ini dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat untuk mengetahui kebutuhan masyarakat dalam pembangunan. Salah satu pendekatan partisipatif yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode PRA (Participatory Rural Appraisal) dimana masyarakat berperan sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana pembangunan dan bukan hanya sekedar obyek pembangunan. Dalam kegiatan ini tim magang turut serta mengundang masyarakat, perangkat daerah, dan stakeholders untuk mengetahui potensi dan masalah di Desa Ngiliran berdasarkan aspirasi masyarakat terkait pembangunan yang nantinya digunakan sebagai rekomendasi dalam penyusunan arahan kebijakan pengembangan desa.Â
Selain itu dilakukan FGD (Forum Group Discussion) pada setiap tahapan perencanaan sebagai forum partisipatif bagi masyarakat dan mahasiswa yang memungkinkan keterlibatan bersama dalam penyusunan rencana tata ruang secara bottom up. Pendekatan ini mempromosikan dialog dua arah yang berarti, memastikan bahwa perspektif dan kebutuhan masyarakat tercermin dalam perencanaan wilayah, selain itu juga memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang konteks dan realitas yang dihadapi oleh masyarakat desa.Â
Berdasarkan kegiatan partisipatif yang dilakukan didapatkan bahwa Desa Ngiliran memiliki potensi wisata yang dapat menjadi upaya dalam pengembangan sektor pariwisata. Potensi wisata yang terdapat pada Desa Ngiliran salah satunya yaitu Sumber Jamban. Sumber Jamban merupakan sebuah mata air alami yang dikenal karena keindahan alamnya, memiliki daya tarik yang kuat bagi wisatawan. Pada saat ini wisata sumber Jamban pada tahap penataan dan pembangunan oleh pihak desa. Oleh karena itu, Tim Hibah MBKM PWK UNS hadir untuk membantu menyusun RTR Desa Ngiliran dengan memberikan prioritas pada pengembangan wisata Sumber Jamban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H