Prinsip Caring
Caring merupakan sifat dasar manusia untuk memperhatikan, memberi dukungan, atau membantu orang lain di sekitarnya yang membutuhkan. Caring mengandung 3 hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu perhatian, tanggung jawab, dan dilakukan dengan ikhlas. Caring juga merupakan sikap peduli, menghormati dan menghargai orang lain, artinya memberi perhatian dan mempelajari kesukaan-kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berfikir dan bertindak  (Dwidiyanti, 2007; Sitorus, 2007; Purwaningsih, 2015)Â
Seorang perawat setiap hari bertemu dengan klien. Klien atau orang - orang dengan kondisi sakit memiliki kebutuhan yang berbeda dibanding dengan orang sehat. Selain obat, mereka juga membutuhkan lingkungan yang mendukung penyembuhan.  Bayangkan ketika anda  sedang sakit lalu anda dirawat oleh seorang yang juteknya bukan main, menyuruh makan dengan membentak atau memberi obat dengan bahasa yang kurang baik, apakah sakit anda akan cepat sembuh atau justru sebaliknya?
Hutahean (2020) menyatakan caring merupakan tugas primer seorang perawat. Perawat mengimplementasikan caring sebesar 3/4 dari total perawatan yang dilakukan, sisanya adalah curing. Curing artinya mengobati, yang merupakan tugas sekunder seorang perawat, dan tugas utama dari seorang dokter. Dalam pengaplikasiannya, sikap caring sangat dikedepankan, karena semakin tinggi pemahaman terhadap caring, maka potensi yang dimiliki perawat akan semakin berkualitas. Penelitian menunjukkan bahwa ketidakpuasan  dan keresahan klien berhubungan dengan kurangnya sikap caring yang diberikan selama perawatan (Firmansyah et al., 2019; Hutahean, 2020).
Aspek utama dalam analisis caring menurut Watson (2018) dalam Hutahean (2020) yaitu:
1. Pengetahuan
Perawat memiliki pengetahuan sebagai dasar dalam pemberian asuhan keperawatan, karena dengan pengetahuan yang dimiliki tersebut menjadi dasar untuk mengedukasi klien.
2. Kesabaran
Perawat harus sabar dalam menjalankan tugas, seperti menjadi pendengar yang baik untuk menunjang kesembuhan klien.
3. Kejujuran
Sikap jujur sudah terikat dalam prinsip legal etik yakni kejujuran (feracity)
4. Rasa percaya
Bina hubungan saling percaya dengan klien merupakan kunci dari segala praktik keperawatan. Jika pasien tidak percaya, akan sulit bagi perawat untuk melaksanakan tugasnya.
5. Kerendahan hati
Perawat harus memiliki kerendahan hati karena dalam pekerjaannya, perawat akan dipertemukan dengan berbagai karakter orang.
6. Harapan
Perawat harus bisa memberikan pelayanan terbaik karena banyak klien yang memberikan harapan atas kesembuhannya kepada perawat.
7. KeberanianÂ
Perawat juga harus memiliki keberanian saat melakukan tindakan kepada klien. Jika perawat takut, klien tidak akan percaya atas layanan yang diberikan.
Caring dan Pandemi
Pelayanan keperawatan mempunyai posisi yang sangat strategis dalam menentukan mutu pelayanan. Hal ini dikarenakan pemberi pelayanan professional yang terbanyak dan yang paling lama kontak dengan klien selama 24 jam adalah perawat. Perawat yang menemani klien dari pagi hingga bertemu pagi kembali. Bahkan perawat bisa menjadi pengganti keluarga jika klien tidak memiliki keluarga yang dapat membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti makan, minum, dan kebersihan diri. Tentu saja tidak berhenti pada kebutuhan fisik, tetapi juga pemenuhan kebutuhan psikologis, kebutuhan spiritual, serta kebutuhan untuk didengar dan dimengerti menjadi esensi perawatan pasien.
Sikap caring semakin dibutuhkan saat pandemi Covid-19 melanda dunia. Seorang perawat bahkan rela untuk tinggal berjauhan dengan suami/istri serta anak-anaknya saat melaksanakan tugasnya. Ketika seseorang terkena covid dan harus dilakukan perawatan di ruang isolasi, perawat lah yang membantunya untuk dapat survive dan berjuang melawan virus ini.  Mengapa? Karena pada saat masa isolasi/karantina, para klien yang dulunya boleh bahkan wajib ditunggu oleh keluarga saat sedang dilakukan perawatan, saat ini dilakukan pembatasan untuk mencegah transmisi virus. Dampak perawatan isolasi ini menyebabkan perubahan besar, termasuk dari sisi psikologis klien. Hal tersebut seharusnya menjadi pelecut bagi para perawat untuk benar-benar mengimplementasikan sikap caring saat merawat klien sehingga klien pun dapat merasa lebih diperhatikan, berharga, dan diharapkan klien dapat lebih cepat pulih.Â
Dalam praktiknya, banyak penyintas Covid yang berterimakasih karena mereka telah dirawat dengan baik selama masa isolasi. Namun, ada juga perawat yang belum melakukan caring dengan sepenuhnya. Hal ini yang harus menjadi refleksi bersama agar di kemudian hari, para perawat benar-benar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik : tidak melulu curing, tapi juga caring. Dengan caring, klien akan merasa dirinya diperhatikan, diberikan kenyamanan dan keamanan, sehingga dapat mempercepat kesembuhannya. Sebagai seorang perawat profesional, caring adalah sebuah keharusan. Seperti yang dikatakan oleh Watson (1985) "Human care is the heart of nursing".Â
Daftar Pustaka
Hutahean, S. (2020). Aplikasi Caring Perawat sebagai Penunjang Kesembuhan Klien. Bandung: Media Sains Indonesia.
Purwaningsih, D.F. (2015). Strategi Meningkatkan Perilaku Caring Perawat Dalam Mutu Pelayanan Keperawatan. Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 3, No. 1, Mei 2015; 1-6Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H