Tahajud Cinta
Dalam kesunyian malam bercadar hitam
Kau bangunkan aku dari lelapnya mimpi-mimpi dunia
Menuntun, ‘tuk tinggalkan gemerlap lelampu fatamorgana
Â
Adalah di atas altar sajadah, kupersembahkan sujud sahaja: tawajuh
Bibir membasah – merapal istighfar seakan enggan berhenti
Terbayang akan kelamnya silam nian suram, kian menyayat diri
Hingga ‘ku tersuruk dalam lembah nestapa
Â
Butiran air mata berlinang, sebuah tanya menghunjam minda
Tuhan, masih bisakah aku menjadi hamba-Mu yang sholihah?
: aku yang merindu – mengharap akan maghfiroh-Mu
Â
Bangunkan diri dari sujud penuh isak
Menghitung biji tasbih ‘tuk melafaz asma kudus-Mu
Robbi, dekap aku dalam rengkuh nan kasih-Mu. Selalu.
Jangan pernah biarkan aku mencintai selain-Mu melebihi cintaku kepada-Mu
Â
Masih dalam balutan mukenah putih: tafakur dalam munajat cinta
betapa indahnya,
Ketika cinta t’lah mengguguh hati yang semula beku
Ketika cinta t’lah memimpin ‘tuk kembali menuju safar-Mu
Hingga ketika cinta ‘kan memanggil ruh dari dalam jasad yang rapuh
Maka, khusnul-khotimahkan diri ini, Ya Robb
Serta pertemukanlah aku dengan-Mu di akhirat kelak
Agar ‘ku dapat meluahkan segala rasa kerinduan hati
Â
: aku tenggelam dalam samudera tahajud cinta, bersama-Mu. Sang Cinta.
Â
Lamongan, 26 Februari 2014_03:00 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H