Di Putaran Kedua, Kemenangan Ahok Bisa Mencapai 65%
Lebih baik tim Ahok gak usah cari dukungan partai pendukung Agus. Biarkan saja mereka melakukan apa saja sesuka mereka. Mau arahkan dukungan ke Anis silakan saja. Jangan dianggap. Nanti ke-ge-er-an. Ya kalau mereka dengan sukarela mau gabung ke Ahok ya monggo saja. Gak usah pake sarat-sarat. Silakan.
Setelah parpol mengantar seorang calon, Pilkada DKI Jakarta tak butuh mereka lagi. Yang dibutuhkan hanyalah partisipasi masyarakat pemilih. Keterlibatan partai sudah cukup sampai pada formalitas saja. Karena, pengaruh partai memang sangat amat kecil dalam hal seseorang memilih kandidat gubernur. Karena pemilih Jakarta sudah sangat rasional. Hanya saja akibat politisasi agama, segalanya menjadi lain.
Yang dibutuhkan tim pemenangan Ahok adalah meyakinkan para pemilih untuk tidak takut memilih sesuai keinginan hati nurani.
Hasil pemilihan putaran pertama saya yakini masih diliputi perasaan takut atau terpengaruh gorengan Surat Al Maidah. Untuk putaran kedua kita semua (terutama tim pemenangan Ahok) berkewajiban untuk membebaskan masyarakat dari kungkungan dan ketakutan dari tarikan jualan agama dalam politik.
Kita sungguh sangat menyayangkan, para ulama memakai ayat untuk tujuan politik.
Setelah tidak ada Gus Dur, para ulama sepertinya merasa bebas menjual agama secara seenaknya. Sekarang ini sebenarnya ada Buya Syafii Ma’arif, tapi posisi dan kaliber beliau tidak cukup kuat menghadapi kelompok-kelompok tertentu. Kelompok garis keras seperti FPI dengan mudah membawa para ulama moderat mau mengikuti genderang keinginan mereka.
Sesungguhnya polisi bisa menelusuri segala pengerahan masa. Dana yang begitu besar bisa ditelusuri. Ketua GNPF bisa ditetapkan sebagai tersangka pencucian uang. Banyak ulama yang bisa kena. Ulama yang main-main dengan menjual agama bakal masuk neraka.
Seiring sidang yang mengungkap tidak ada penistaan, masyarakat yang tadinya membenci Ahok akan berubah mendukungnya.
Islam dipimpin Ahok? Kenapa tidak, selama amanah. Kalau Ahok korupsi atau tidak amanah, langsung diturukan dan dipenjara. Gampang kok. Ahok memenuhi kriteria untuk memimpin Jakarta, bahkan kelak jika Jokowi telah dua periode, Ahok pun bisa menggantikannya. Syaratnya? Ya dipilih rakyat. Seperti Jokowi, Ahok punya kesempatan membawa RI menjadi negara yang maju dan disegani.
Para ulama itu cukup berdoa gak usah main politik. Masyarakat gak usah dibodohi pake surat dan ayat-ayat Kitab Suci. Wong Gus Dur saja sudah mengatakan, tidak hanya bisa memimpin Jakarta “..bahkan .Ahok –yang Kristen-- bisa menjadi Presiden Republik Indonesia,” seru mendiang Gus Dur sangat bijak.
Mengapa Gus Dur mengatakan orang kafir bisa memimpin negeri yang mayoritas warganya beragama Islam? Mudah saja bagi Gus Dur mencari alasannya, wong Undang-undang negara tegas tidak melarangnya kok.
Mengelola negara ini tak ada kaitannya dengan surat Al Maidah. Ini negara Pancasila.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H