Usai sudah gelaran kongres Asian Football Conferderation (AFC). Presiden dan anggota Komite Eksekutif masa bakti 2015-2019 pun sudah dengan mulus ditetapkan. La Nyalla cs yang datang dengan semangat membara meski hanya sebagai penggembira pun pulang dengan membawa buah tangan.
Inilah oleh-oleh La Nyalla cs.
Apa lagi kalau bukan foto selfie dengan Presiden AFC, dan presiden FIFA Sepp Blatter serta komentar mereka. Baik foto maupun komentar AFC dan Presiden FIFA terhadap La Nyalla sendiri sesungguhnya tak bisa ditemukan di situs resmi AFC dan FIFA. Tetapi, barang itu cukup berharga dan sangat penting buat La Nyalla cs. Karena itu buah tangan yang bagi AFC dan FIFA bukan apa-apa oleh La Nyalla bakal  dijadikan senjata.
Kita tahu, hari ini merupakan batas akhir ancaman La Nyalla terhadap keputusan Pemerintah yang membekukan PSSI. Seminggu yang lalu La Nyalla memberikan ultimatum kepada Menpora agar mencabut keputusannya. Jika sampai tanggal 1 Mei kemarin Menpora belum mencabut keputusannya, maka hari ini tanggal 2 Mei 2015 La Nyalla bakal mengambil sikap. Apa sikap (ancaman) La Nyala terhadap Pemerintah? La Nyalla akan membatalkan atau meniadakan kompetisi ISL.
Wah kita menunggu apa tindakan La Nyalla cs setelah pemerintah tak menggubris ultimatumnya. Alih-alih menuruti tuntutan Ketua Umum PSSI, Menpora justru mengultimatum balik ISL. Kemarin Kemenpora telah mengirim surat kepada CEO PT LI untuk kembali menngulirkan kompetisi ISL paling telat tanggal 9 Mei 2015 dengan supervisi Pemerintah. Jika PT LI Tidak merespons permintaan Menpora, maka operator liga bakal diambil pemerintah.
Merasa mendapatkan dukungan AFC dan FIFA dalam beberapa hari ke depan kita bakal disuguhi tingkah laku serba salah La Nyalla di tengah publik Indonesia . Mereka akan mengobral foto selfie bersama pejabat sepak bola dunia di Bahrain buat nakut-nakuti Menpora.
Apakah dengan mendapatkan sokongan dari FIFA lantas La Nyalla bisa menggulirkan kembali Liga di bawah kontrolnya? Oh, saya jamin tidak. FIFA sama sekali tak bisa menolongnya. Kecuali jika La Nyalla pindah ke mana gitu.
Pertanyaan serupa bisa ditujukan kepada Menpora. Apakah Menpora juga bisa memutar kompetisi tanpa persetujuan PSSI? Saya bilang bisa. Hanya saja awalnya akan ada penolakan di sana-sini. Tetapi suka tidak suka cepat atau lambat klub-klub bakal mau.
Bagaimana dengan sikap FIFA? Apakah akan menghukum Indonesia? Saya bisa katakan FIFA tidak akan melakukan apa pun kecuali menunggu. Sebab FIFA juga tahu kondisi sepak bola Indonesia. FIFA juga tahu, Indonesia sudah siap dihukum, sehingga mereka merasa lebih baik membiarkan saja apa yang dilakukan pemerintah.
Lebih dari itu menghukum Indonesia sangat tidak menguntungkan buat FIFA sendiri. Pernyataan dukungan kepada La Nyalla cs sesungguhnya sekadar pernyataan formalitas dalam suatu pergaulan internasional. Bahkan pernyataan itu sudah bisa diketahui sebelum diucapkan. Dan itu dipahami dengan baik oleh Indonesia terutama oleh Menpora kita.
So, kali ini Indonesia akan selamat.***