Mohon tunggu...
Mafruhin
Mafruhin Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pengikut dan Pengagum Gus Dur

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Supoter DC United Sama dengan Bonek

16 September 2012   04:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:24 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata Supoter DC United tak jauh beda  dengan Bonek. Heboh!

Meski tak ikut main pada laga resmi kompetisi, Andik Vermansyah sudah bisa merasakan kerasnya atmosfir kompetisi sepak bola tertinggi di Amerika tersebut: MLS. Pada laga lanjutan MLS Sabtu malam waktu setempat atau Minggu pagi di Indonesia, DC United berhasil memukul tim tamu New England Revolution dengan skor 2-1 (1-1).

Hasil tersebut membawa DC kembali masuk ke dalam jajaran MLS Cup Playoff sekaligus membenamkan klub Revolution ke wilayah eliminasi.

Di dalam RFK Stadium yang menjadi markas DC United pendukung mereka United Soccer Club (USC) tumpah ruah memenuhi bangku penonton. Kalau diamat-amati secara visual, nampaknya suporter DC ini sepertinya tak jauh berbeda dengan suporter tim Bajul Ijo Persebaya yaitu Bonek! Mereka begitu hebohnya dan atraktif. Terlihat begitu antusiasnya para pendukung DC ini dengan mengibar-ngibarkan bendera raksasa klub yang mereka bawa. Wow.

Menyaksikan kemeriahan para pendukung klub yang kemungkinan bakal mengontraknya (kalau dalam beberapa kesempatan uji coba mendatang performance Andik jauh lebih baik dan mampu menarik hati Bel Olsen, pelatih kepala United) Andik pun sepertinya berada di Stadion 10 Nopember atau Gelora Bung Tomo Surabaya. Riuh rendah aroma Bonek pun tak bisa Andik kesampingkan di ibu kota Amerika, Wasington ini.

Tentunya, meski kehebohan pendukung DC United ini sama dengan para Bonek. Satu yang membedakan mereka dengan para Bonek. Mereka mendukung tim kesayangannya tidak sekadar dengan modal nekat. Bukan dengan bondo nekad.

Seperti halnya dengan Andik, tentunya dia datang ke Amerika tak boleh dengan hanya modal asal berani, asal lari-lari. Andik mesti menunjukkan skill yang lebih baik ketimbang sekadar sprint yang cepat. Dia juga mesti mampu menunjukkan kemapuan bermain bola dalam sebuah tim.

Saya harap Andik bisa mengambil pelajaran dan sukses mewujudkan impiannya.***

Artikel Lain:

http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/09/16/just-fun-greg-dan-wanggai-di-timnas-kpsi/

http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/09/12/gagahnya-andik-dengan-jersey-39-dc-united/

http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/09/09/testcase-kpsi-di-arena-pon/

http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/09/11/menpora-pokoknya-kalau-gol-ya-gol/

Timnas KPSI http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/09/02/meretas-kelahiran-timnas-kpsi/

http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/09/09/pelajaran-dari-seorang-diego-michiels/

Korupsi http://edukasi.kompasiana.com/2012/09/11/55-tahun-unpad-setelah-memperluas-teritori-negeri-sanggupkah-menghentikan-korupsi/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun