Effendi Gazali, seorang pengamat komunikasi politik yang sering nongol di TV One dan selalu berbicara tendensius terhadap apa yang dilakukan Presiden Jokowi sejak masa kampanye sampai sekarang, semalam menuduh Jokowi menyalahgunakan rekomendasi KPK itu untuk kepentingan politik Jokowi.
Bahkan Effendi menuduh Jokowi memutihkan seseorang yang telah diberi label warna tertentu oleh KPK.
Meski sudah diingatkan oleh Prof. Saldi Isra bahwa seandainya Jokowi benar-benar mengabaikan rekomendasi KPK itu pun bukan sebuah cela untuk mengangkat seorang menteri selama ybs. tak melanggar hukum. Sebelumnya Prof Saldi juga diisukan masuk kandidat calon menteri, tapi beliau sangat jernih berbicara meski akhirnya tak masuk jajaran kabinet. Prof Saldi menekankan bahwa pengangkatan seorang menteri sepenuhnya hak prerogatif Presiden.
Hari ini setelah membaca Kompas cetak, rasanya sangat plong, ternyata tak satu pun menteri yang diumumkan oleh Jokowi terkena stabillo oleh KPK. Kompas menceritakan betapa Jokowi berjuang keras untuk memasukkan nama calon menteri agar ditelisik KPK. Ketika ada sejumlah nama yang dikenai stabillo, Jokowi langsung mengirimkan nama pengganti. Begitu seterusnya sampai pada akhirnya Jokowi mengumumkan nama-nama menteri definitif.
Tak ada yang tahu, kalau Jokowi datang langsung menemui pimpinan KPK di Gedung KPK Minggu malam sehari sebelum dirinya dilantik. Jokowi memastikan calon menterinya wajib lolos dari catatan KPK.
Hal tersebut juga dikemukakan Jokowi saat mengumumkan nama-nama menterinya, yang secara jelas menyebut para menteri terpilih merupakan orang-orang yang bersih yang sudah melewati “hadangan” KPK.
Namun Effendi Gazaliselalu merasa apa yang dilakukan Jokowi negatif. Sama seperti pengamat perilaku langganan TV One yang bernama Profesor Taufik....Duo orang ini selalu merasa tak nyaman atas terpilihnya seorang Jokowi sebagai presiden yang melangalahkan Prabowo yang selalu dipuja-pujanya.***
Tulisan lain: Putri Jokowi Jeblok Tes CPNS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H