Mohon tunggu...
Mafruhin
Mafruhin Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pengikut dan Pengagum Gus Dur

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Pelatih Timnas Hanya Pintar Ngajari Penampilan Ketimbang Bermain Bola

26 November 2014   22:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:46 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pelatih Timnas Lebih Pintar Ngajari Penampilan Ketimbang Bermain Bola

Penampilan para pemain timnas semakin hari semakin “gaya”. Tetapi kemajuan mereka dalam hal penampilan atau tampil modis di lapangan tak berbanding lurus dengan prestasinya. Itulah salah satu keberhasilan pelatih sepak bola Timnas belakangan ini.

Dulu timnas kalau main bola ya main bola. Wajah mereka terlihat sangat bersahaja dan sederhana. Tapi hasilnya lumayan. Sekarang kita bisa melihat perubahan yang terjadi di timnas. Apa itu?

Ketika muncul di lapangan saat akan dimulai kick off, para pemain kita modis mengenakan jaket kebanggaan. Sampai lagu kebangsaan diperdengarkan jaket itu terus melekat. Saat lagu Indonesia Raya berkumandang, tangan kanan mereka kompak ditelakkan di sisi kiri dada mereka yang tertempel logo Garuda. Wow. Kemajuankah?

Hmm pemandangan itu menjadi tidak relevan kalau pada akhirnya mereka kalah.

Apakah jaket sekadar buat nakut-nakuti musuh? Atau jangan-jangan justru buat menutup-nutupi kegugupan atau kekurangan mereka dalam bermain sepak bola. Entahlah. Yang jelas, budaya arogan sangat tidak tepat diterapkan di dalam timnas.

Rasanya melepaskan jaket pada detik-detik terkahir sebelum wasit meniupkan peluit tanda dimulainya permainan hanya cocok dilakukan para pemain kelas satu dunia atau setidaknya negara papan atas bukan oleh Firman Utina yang malah memperlihatkan kekatroakannya.

Terus meletakkan tangan saat lagu kebangsaan juga bukan budaya asli kita. Itu adalah budaya niru-niru. Pemain kita jaman dahulu waktu diperdengarkan lagu kebangsaan cukup menundukkan kepala. Yang penting setelah peluit dibunyikan, mereka berjuang mati-matian.

Itulah bedanya pemain timnas kita saat ini dengan pemain kita jaman dahulu.***

Tulisan terkait timnas: Indonesia Tak Hanya Kalah Dari Filipina, Kini Mereka harus Nyembah The Azkals

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun