Aku pernah berfikir. Bahwa tuhan sangatlah adil. Bahkan jaksa, hakim dan pemangku keadilan di negri ngeri ini se-mili pun tidak, untuk menyentuh batas keadilanya. Jangankan inci, mili dan ukuran cartesius lainya, kerna yang mereka sentuh hanyalah keadilan kulit. Kulit hanyalah pelapis, untuk melapisi sesuatu yang lebih vital. Jika terhadap kulitnya saja dia tidak menyentuh, bagaimana ia mampu menumbangkan vital? Inti makna?
Malam seperti peluh,
merunduk jatuh, penuh keluh
Seperti purnama padam malam gulita,
tak kunjung, meski ada diundang, meski ada jadwal kunjung.
Ku ukir, sepasang mata siaga. ketika dingin menyapa,
diserpih tuhan menjatuhkan keinginan. Di tangkap tadah
di patok tengkorang Dari kaki sendiri. Kumal !
Seperti lelehan margarin, atau roti kering. Kerna terlarut lama
di detik penantian mikrowave. Melepuh, minta kau basuh.
Agar warna tak pudar, agar rasa tak tawar. atau malah pahit.