“lalu kapan berakhirnya man? Jika demikian terus menerus, saya kira kita tidak akan terus larut dalam pertempuran paradigm”, Tanya ku pada Soeparman yang asik melamun. Dari tadi, kita sama sama melamun.
"sampai mereka bisa merebut Jerusalem dan menuliskan sejarah di atas tanah suci nenek moyang mereka. Mengukir sejarah dan peradaban, yang selama ini kesempatan itu tidak dimiliki oeh yahudi, seperti agama agama lainya", dia berfatwa, aku magut magut. Tanda setuju.
"Jika hanya merubah nama, seperti yang sedang diusulkan sekarang ini Israel -karena Israel adalah nama etnik, suku. Maka, kurang besar kemungkinan untuk membendung setiap kecaman kebencian yang ditudingkan kepada mereka, yahudi. Saya pikir, meski saat itu tuhan telah mengganti namanya bukan Allah, Jesus, Ala, Abuk, Acan atau yang lain, Berthnard Russel tetap akan bertahan untuk Atheisme nya. Geser sedikit, ya, Paling Agnostic. Karena, rasa kebencian dan ketidak percayaan (karena pengaruh dogma dan ayat mulia) lah yang membimbing kita untuk senantiasa merawat tudingan itu terhadap Yahudi. Belum lagi, Hyper-Active Yahudi, seperti yang kita lihat, belum juga kita bisa benarkan. salah kenyataan pahitnya adalah, angka pengangguran di Palestina hampir mendekati presentase 50%. Maka, tidak heran jika mantan Presiden Amerika Jimmy Carter menyatakan bahwa pendudukan Israel atas Palestina tidak bedanya dengan kebijakan rasis Apartheid yang pernah dianut oleh pemerintah Afrika Selatan." Lanjutnya, dengan nada yang sedikit mereda. Seperti menemukan pilihan tepat, diantara kucing dalam karung.
“Lantas, Siapa yang benar dalam hal ini man?”, tanyaku mendesak Soeparman, sedikit memaksanya untuk menggunakan pita suaranya.
“Ich konnte all die Juden in dieser Welt zu zerstoren, aber ich lasse ein wenig drehte-on, so knnen sie herausfinden, warum ich sie getotet..!”, Kata Soeparma, dalam bahasa yang tidak sedikitpun aku mengerti, kecuali nada tegasnya yang kutangkap
"Bisa saja saya musnahkan semua Yahudi di dunia ini, tapi saya sisakan sedikit yang hidup, agar kamu nantinya dapat mengetahui mengapa saya membunuh mereka..", Adolf Hitler
“Oh shit, Fuck off.. Sial, itu bahasa jerman ya!?”
"Bagi orang yang memang harus berperang, perang adalah adil. Dan bila harapan hanya dapat diraih dengan perang, perang itu pun suci." [Titus Livius, 59 SM - 17 M]*Dalam kunjungannya pertama kali ke Jakarta di tahun 1984, almarhum Yassir Arafat mengatakan bahwa perjuangan Palestina adalah untuk "mendirikan negara Palestina yang demokratis" bagi seluruh "orang Palestina yang beragama Kristen, Yahudi dan Islam dapat hidup dengan baik dan memiliki kewajiban yang sama sebagai warga negara". (Detik.com)
Khartoum, 22 Nov 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H