Sebuah hadis lain menyebutkan bahwa dua frasa di ujung Surah al-Fatihah (bab pembuka dalam Quran) merujuk kepada orang Kristen dan Yahudi. Dua frasa itu adalah: "al-maghdub 'alaihim" (orang-orang yang dibenci oleh Tuhan)
dan "al-dallin" (orang-orang yang sesat). Orang yang dibenci (al-maghdlub) Tuhan maksudnya, sebagaimana dijelaskan oleh hadis itu, adalah orang Yahudi,
sementara orang-orang yang sesat (al-dldloolliiin) adalah orang-orang Kristen.
Karena pengaruh Kitab Suci sangat mendalam pada umatnya, kita bisa membayangkan bagaimana dua frasa yang diulang-ulang pd saat setiap salat dan sembahyang oleh seluruh umat Islam ini memiliki pengaruh dalam membentuk prasangka buruk terhadap bangsa Yahudi.
Ini bukan kebencian biasa, tetapi kebencian yang dijustifikasi oleh firman dan ajaran Tuhan sehingga pengaruhnya sangat mendalam. (Carl Goerdeler-Jewish Question )
“Mungkin juga, itu… god, religion, history, and pain into one, the scapegoat”, cetusku seperti menemukan masalah, meski asal asalan.
“pas”, Soeparman menambahkan, ada kemungkinan lain, dibalik factor X adalah rasa takut yang besar bagi Yahudi yang dihantui oleh hampir mayoritas bangsa beragama terhadap ajarannya. Sehingga, ia perlu bertindah Hyper-Active untuk menanggulangi krisis mental yang ia rasakan sebenarnya.
Alih alih Soeparman berbicara, aku berfikir. Bukankah Yahudi datang sebagai agama, kenapa ia tak selaras dengan misi agama pada umumnya? Menjunjung martabat Negara, Agama dan Kemanusiaan. –Wathaniyyah, Aqidah dan Insaniyyah. -setidaknya, Jesus saja punya ajaran kasih sayang.Jika benar desus, bahwa Yahudi hanya percaya pada Ten Commandment (sepuluh perintah tuhan kepada Musa) atau Protocol of Zionist (berisi 25 pasal bagi Yahudi), sebagai Regulasi, Law Internal bagi sesama Yahudi, dan melegalkan laku curang tehadap non-Yahudi? Maka hal demikian sangatlah berbenturan dengan aturan pokok agama boleh didirikan. –saya mulai paham, kenapa nyatanya, secara kuantitas, minim sekali pemeluk Yahudi. Alasan logis saya, ya, karena tidak selaras dengan misi kemanusiaan. Padahal, segala bentuk gerakan, revolusi, tidak terkecuali turunnya missionaries haruslah sesuai dengan misi kemanusaan untuk meraup banyak simpatisan manusa.
Namun fakta dilapangan, malah menguatkan dugaan bahwa benar, merupakan konflik politik sahaja. Perjuangan kemerdekaan rakyat palestina, bukanlah semata mata perjuangan kaum muslimin. Karena hakikatnya, masyarakat Palestina adalah masyarakat yang Plural "Majmu". Perjuangan kemerdekaan palestina pun, banyak melibatkan pejuang non -Islam. Mereka bahkan, banyak andil dalam perlawanan. Beberapa dari mereka pun terlibat dalam aksi-aksi terorisme terhadap warga sipil. Wadi Haddad, misalnya, adalah orang Palestina beragama Kristen yang merupakan mastermind dari kelompok Black September. (Salah satu aksi yang paling dikenal dari kelompok tersebut adalah aksi penculikan dan pembunuhan terhadap 11 atlet Olimpiade Israel di Munich, Jerman pada tahun 1972)
lain hal dengan George Habash, mantan pemimpin organisasi PFLP (Front Rakyat Pembebasan Palestina) yang dituding oleh Israel dan media amerika sebagai Kelompok aliansi radikal. Bahkan, dalam dunia politik, banyak warga Palestina non-Muslim memiliki andil dalam perjuangan tanah dan bangsa Palestina. Salah satu wajah Palestina yang paling dikenal di dunia internasional adalah perempuan Kristen Palestina bernama Hanan Ashrawi. Sebagai Legislator pada parlemen Palestina, juga tercatat selama beberapa tahun sempat menjadi
press secretary delegasi Palestina dalam berbagai perundingan perdamaian. Ayahnya, Daoud Mikhail, terlansir juga membidani sebagian posisi di PLO (Organisasi Pembebasan Palestina yang digembongi oleh Yassir Arafat)*