Mohon tunggu...
Maydearly89
Maydearly89 Mohon Tunggu... Guru - Literasi Negeri

Saya adalah seorang pegiat literasi, blogger, penulis buku, editor buku, trainer, dan guru di SMP Negeri 1 Lebakgedong.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Literasi Digital untuk Generasi Baby Boomers

12 Juli 2021   08:00 Diperbarui: 12 Juli 2021   08:05 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi Baby Boomer adalah generasi yang lahir pada tahun 1946 hingga tahun 1964. Dinamakan Baby Boomer, karena angka kelahiran bayi yang sangat besar seperti boom setelah berakhirnya perang dunia II. Kebanyakan dari orangtua kita mungkin termasuk dalam kelompok ini. 

Menurut Aam Nurhasanah dalam Bukunya Parenting 4.0 (2020) para generasi baby boomer memiliki pola hidup yang  cenderung berorientasi pada pencapaian dalam karier secara konsisten. Hal ini dilakukan tak lain untuk kesejahteraan Generasi Baby Boomers yang rata-rata lebih mengandalkan sesuatu dengan cara konvensional. Namun, banyak dari mereka yang dewasa ini mulai akrab dengan gadget.

Penggunaan media sosial tak hanya berpusat pada generasi milenial. Kecanggihan media sosial menarik perhatian baby boomers, sehingga baby boomers dan media sosial menjadi hal yang sangat menarik untuk diteliti. Menurut Berge dalam jurnalnya yang berjudul Digital Natives and Digital Immigrants: Getting to Know Each Other memaparkan bahwa ini dikarenakan baby boomers sendiri bukanlah digital natives, melainkan digital imigrant. Teknologi menjadi sesuatu yang asing dan baru lagi bagi baby boomers. Hal ini dikarenakan mereka tumbuh saat teknologi belum seberkembang sekarang. 

Hal tersebut juga menjadi salah satu yang mengakibatkan baby boomers dikatakan sering membagikan berita palsu (hoax) di media sosial. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kate O'Flaherty pada majalah Forbes ia menyebutkan bahwa lebih dari 1.750 orang dewasa pennguna Facebook, dengan individu berumur 65-an tujuh kali lebih mungkin untuk berbagi berita palsu di media sosial daripada mereka yang berusia antara 18 sampai 29 tahun.

Pernyataan diatas, merupakan hasil studi kasus tentang pengaruh adanya penurunan kognitif seiring bertambahnya usia, dan juga kemampuan literasi baby boomers yang dianggap rendah. 

Kemamuan literasi ini pada dasarnya sangatlah dibutuhkan dalam bermedia sosial. Dalam kehidupannya baby boomers menggunakan internet untuk berkomunikasi dengan teman, keluarga, ataupun menjalin pertemanan baru, mengikuti berita, mengumpulkan informasi tentang situs belanja, mencari informasi seputar kesehatan, dan bahkan untuk mencari informasi berbau politik. 

Oleh karena hal itu, literasi media sosial menjadi unit yang secara langsung dapat menjadi dasar bagi baby boomers dalam menggunakan media sosial untuk menelusuri internet.   

Atas dasar pandangan bahwa generasi  baby boomers lebih cenderung mengkonsumsi informasi hoax, maka mereka perlu untuk diberikan pemahaman literasi digital dalam penggunaan media sosial. 

Menurut Nonaka dan Toyama (2015) Pemanfaatan media sosial dapat dapat digunakan sebagai sarana knowledge sharing dimana knowledge sharing memungkinkan para baby boomers untuk bertukar informasi, ide, saran, gagasan, ataupun pengalaman yang pada akhirnya dapat memunculkan sebuah gagasan atau pengetahuan baru. 

Generasi baby boomers disebut sebagai generasi yang percaya akan peluang, dan seringkli terlalu idealis untuk membuat perubahan positif di kehidupan. Mereka cenderung lebih kompetitif, punya rasa optimisme yang tinggi, pekerja keras yang menginginkan penghargaan secara personal, percaya akan perubahan dan perkembangan diri sendiri. Karakteristik umum lainnya yang digunakan untuk mengidentifikasi baby boomers adalah sikap skeptis terhadap otoritas, reformis sosial, pencari sensasi, dan pembelajar seumur hidup.

Generasi baby boomers memberikan ruang partisipatif dalam penggunaan media sosial. Budaya partisipatif erat kaitannya dengan literasi media sosial itu sendiri. 

Menurut Jekins (2006) budaya partisipatif dapat dikatakan sebagai budaya dimana individu baik secara perseorangan maupun maupun publik, dimana mereka tidak hanya bertindak sebagai konsumen saja, melainkan dapat menjadi kontributor, atau produser (prosumer). Budaya ini muncul dalam media sosial dikarenakan seseorang dalam media sosial bukan hanya sekedar konsumen tetapi juga produser (prosumer).

Media sosial menjadi sebuah jembatan bagi para baby boomers dalam berinteraksi dengan keluarga, kerabat, bahkan menjalin hubungan pertemanan baru. Apabila kita berselancar di media sosial tak sedikit kita jumpai para baby boomers yang menggunakan media sosialnya dengan trendi. Media 'tiktok' yang sangan booming daripada media sosial lainnya kerap juga digunakan oleh para baby boomers.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun