dari mata hati yang dalam.
Terus aku pernah berucapkan sambil berlinangnya air mata di pipi kanan kiri ku, seraya mengucapkan " sesungguhnya ada teman ku yang selalu mengerti aku, sebagaimana aku membutuhkan bahunya untuk bersandar, membutuhkan telinganya untuk mendengarkan curhatanku ".
Aku terus belajar dan belajar menahan perasaan yang sulit untuk di ucapkan, karena hatiku selalu menolak dengan lantunan curhatan yang akan aku berikan kepada orang lain. Sempat saat itu saya selalu berfikir akan keadaan bagaimana caranya aku bisa mengeluarkan curhatan hatiku ini ya tuhann, Di kemudian waktu, tibalah teman temanku yang baik hati , baik budi, maupun baik kebijakannnya.
Pada saat itulah, aku dan hatiku terbuka lebar untuk bercerita kepada mereka, dan mereka itu teman temanku yang berjumlah 4 orang. Disitu aku selalu menceritakan bagaimana aku menghadapi oerasaan yang sudah lama aku pendam, sudah lama aku berjuang dan sudah lama aku tangisi.
Lama kelamaan jadilah, temen temenku jadi lah sahabat dalam satu kelompok, kemanapun dan dimanapun kegiatan belajar disitulah aku dan sahabat ku berkelompok.
Temenku yang bernama tasya sempat bertanya " apakah dengan perasaat hatimu seperti ini kamu bisa belajar dengan baik "
Aku menjawab " insyaaallah bisa, yaa gimana lagi " .
Sahabatku yang ber 4 juga pernah bilang " jangan lah engkau menaruh curhatanmu dengan hatimu yang tidak
engkau percaya, ingatlah itu sobat ".
Telah lama sudah aku dan 4 sahabatku berlalu untuk berkerja kelompok ataupun kerja sama dalm bidang apapun
dan dalam pelajaran apapun. Sampai saat itu aku dan 4 sahabatku telah lulus sekolah.