"Athela, nanti setelah lulus SMA, mau lanjut kuliah atau kerja?" tanyanya dengan nada santai.
"Lanjut kuliah saja, deh. Soalnya kan belum ada yang jadi sarjana dari keluarga kalian," tambahnya sambil tersenyum kecil.
Athela hanya membalas dengan senyuman kaku. Dalam hatinya, ia merasa tak nyaman. Pertanyaan semacam ini selalu menjadi alasan mengapa ia kurang suka menghadiri acara keluarga.
Namun, ucapan saudaranya itu membuat Athela merasa tertantang. Ia tak ingin diremehkan. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa suatu saat ia akan membuktikan bahwa dirinya mampu menjadi sarjana dan bahkan sukses dalam karier. Dengan mengambil keputusan besar, Athela akhirnya memilih kuliah sambil bekerja. Keputusan yang Athela ambil tidak lah mudah. karena dia harus melewati rintangan perkuliahan dan rintangan pekerjaan secara bersamaan di mana dia juga harus membagi waktunya.
Bertahun-tahun kemudian, Athela berhasil mewujudkan mimpinya. Ia lulus dari perguruan tinggi dengan nilai sempurna dan menjadi seorang pebisnis sukses dengan omzet jutaan rupiah. Kesuksesannya adalah bukti bahwa kerja keras dan tekadnya tak sia-sia.
Suatu hari, acara keluarga dari pihak ayahnya kembali diadakan. Kali ini, Athela sangat bersemangat untuk hadir. Ia tahu, tak ada lagi yang akan meremehkannya.
Namun, karena terlalu bersemangat, Athela terpeleset saat masuk ke kamar mandi.
"Bruk..."
Tiba-tiba, Athela terbangun dari tidurnya.
"Hah... hah... Aduh, ternyata Cuma mimpi," ujarnya sambil memegang dadanya yang berdegup kencang. "Mimpi indah banget, tapi kenapa harus ada adegan kepeleset segala?" keluhnya sambil tersenyum kecil.
Meski hanya mimpi, Athela merasa tersentuh. Ia kini tahu apa yang harus ia lakukan. Dengan tekad yang kuat, Athela berjanji akan belajar lebih keras untuk mewujudkan mimpi itu menjadi kenyataan.