Mohon tunggu...
Maheswari Ariska Abhinaya
Maheswari Ariska Abhinaya Mohon Tunggu... Psikolog - Penulis di Rahma.id, omong omong.com dengan tema parenting, dan juga penulis beberapa buku antologi, mahasiswi psikologi di salah satu universitas swasta,

Seorang mahasiswi yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan dan kegiatan sosial, juga cukup aktif dalam menulis di media baca online maupun event antologi. Juga seorang mahasiswi yang memiliki cita-cita sebagai penulis buku solo. Selain itu juga ia memiliki cita-cita sebagai tenaga ahli profesional yang saat ini ia sedang menjalani dengan menempuh pendidikan sebagai salah satu cara untuk mewujudkan cita-citanya tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ada Jamur yang Tumbuh di Rumahku

27 Februari 2024   09:07 Diperbarui: 27 Februari 2024   09:16 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa jamur itu bisa tumbuh di rumah? Jika kita lihat, bukankah mereka adalah orang yang sangat berkecukupan meskipun rumah yang dihuni adalah rumah sederhana.

Siapa sangka dibalik rumah sederhana tersebut pemiliknya adalah orang yang sangat berkecukupan dan memiliki asset dimana-mana.

Tapi... mengapa mereka bisa tidak menyadari ada jamur yang tumbuh di rumahnya?

Aku  yakin pemilik rumah sederhana itu  adalah orang pemalas. 25 tahun rumah itu sudah dihuni  namun ia jarang sekali memegang  sapu hanya untuk membersihkan rumah sederhana yang katanya adalah rumah tercintanya.

Ia memang tinggal dengan perasaan bahagia di rumah itu. Namun tanpa sadar ia juga telah membahayakan dirinya sendiri karena sangat jarang memberihkan rumahnya.

"Aku telah lelah berjuang, sejak aku di dalam kandungan orang tuaku sudah bekerja keras dan aku sudah merasakan perjuangan itu. Aku sudah biasa hidup susah dan jauh dari orang tuaku." Dengan perasaan yang sangat bersar ia mengatakan bahwa ia telah lelah menghadapi perjuangannya sejak dari dalam kandungan.

Aku hanya terdiam dengan otakku yang sangat penuh akan pikiran-pikiran yang menggangguku. Aku selalu berpikir "mengapa jamur yang tumbuh dapat berkata bahwa ia telah lelah berjuang"  lantas apakah itu menjadi alasannya sekarang untuk menutup mata dan menikmati hidupnya yang tiada arti?

Aku kerap kali melihat jamur itu menangis karena ia merindukan rumah sederhana dengan penuh kasih sayang  dan kehangatan itu.

Jamur selalu berkata bahwa "aku merindukan rumahku, rumah yang selalu mendukungku dan selalu membela segala hal yang aku lakukan. Mereka tidak perduli apa kesalahanku. Jika ada jamur lain yang tumbuh di rumah lain, maka rumahku akan terus memupukku . Aku menganggap bahwa mereka ingin aku segera tumbuh  besar dan beranak pinak tanpa mempertimbangkan bahwa aku adalah hal yang bahaya bagi rumahku."

Bahkan ia tidak perduli apakah rumah yang menjadi inangnya bertumbuh itu nyaman atau malah penghuni rumah tidak ada yang sadar bahwa yang sangat mereka sayangi itu adalah jamur.

Penghuni rumah itu memberikan kesempatan jamur untuk pergi dari rumah dan ternyata jamur itu menurutinya untuk pergi. Jamur pergi untuk mencari ilmu untuk mengurangi keganasannya, tetapi karena rumah yang menjadi inangnya tidak pernah tegas akan sikap dan perilaku si jamur, akhirnya jamur tetap pulang dan tidak ada yang bertambah semakin ganas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun