Penuh warna, gradasi warna merah berpadu coklat, putih, dan ungu, begitu elok. Paduan warna yang tak lazim.
Sulawesi memendam keragaman hayati yang melimpah. keunikan alam yang tercipta berimbas pada penghuninya. Tetumbuhan dan satwa juga tak sedikit yang unik. Hanya saja manusia begitu serakah. Hingga hanya menyisakan sedikit ruang gerak hidupan liar ini. Kantong-kantong berhutan hanya tersisa pada kawasan yang terlindungi. Salah satunya kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.
Di kawasan konservasi ini kita dapat menjumpai ragam serangga bersayap cantik: kupu-kupu. Cethosia myrina adalah satu dari ratusan kupu-kupu yang teridentifikasi berada di taman nasional ini.
Ada empat varian dari kupu-kupu sayap renda Sulawesi ini. Cethosia myrina sarnada mendiami Sulawesi bagian selatan. Karenanya tak begitu sulit menjumpainya di Bantimurung Bulusaraung.
Serangga bersayap warna-warni ini menyukai tumbuhan yang sedang berbunga. Mengesap sari bunga untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya.
Ia kerap terbang di antara tegakan berhutan. Apalagi rimba yang tak begitu rapat. Cahaya matahari yang menerpa di antara rindang pepohonan membuatnya bergairah. Terpaan cahaya yang membuat sayapnya menjadi hangat. Hingga membuatnya leluasa mengepakkan sayap kemayunya.

Pertengahan Desember 2018 lalu, seorang penyuka kupu-kupu, Andy Ho, Â menyambangi Bantimurung Bulusaraung. Pehobi serangga bersayap indah ini rela jauh-jauh dari negaranya,Hongkong.
Ia terkesima saat berjumpa dengan si kupu-kupu bidadari. Berjumpa di Taman Prasejarah Leang-leang, Bantimurung, Maros. Begitu bersemangat ia memburunya. "Fight.. fight..," ucapnya bersemangat sembari mengepalkan tangan ke udara. Dengan menenteng senjatanya ia tak melepaskan pandangan dari buruannya. Terus membidiknya kemana pun ia pergi.
Tak lama berselang ia kemudian mengganti magasinnya. Tapi tunggu dulu ini bukan senjata yang Anda pikir loh. Senjatanya adalah kamera. Maklum Andy adalah pecinta fotografi kupu-kupu.
Sepertinya si kupu bersayap renda telah mengisap nektar sedari pagi. Siang, saat kami berjumpa tampak ia lebih senang bertengger di atas daun, beristirahat. Ia memilih pohon jambu-jambuan di sempadan sungai.
Anehnya saat merasa terganggu, ia terbang kemudian kembali lagi ke tempat ia semula. Karenannya Andy tak melepaskan kesempatan itu. Andy lalu mengganti senjatanya dengan lensa makro. Memotretnya lebih dekat. Sesekali ia mengganggunya, saat terbang ia memotretnya dengan tembakan betubi-tubi. Hingga akhirnya ia peroleh gambar yang berkualitas baik.
Sesekali ia memamerkan hasil bidikannya kepada saya. Penuh warna, gradasi warna merah berpadu coklat, putih, dan ungu, begitu elok. Paduan warna yang tak lazim.
Jika berminat menjumpainya secara langsung datang ke daratan Sulawesi. Jangan berharap si merah merona ini bisa Anda jumpai di belahan dunia lain. Itu keniscayaan.

Kita tak mungkin tega menghabisinya di alam demi keserakahan akan rupiah. Memenuhi hasrat kepuasan para kolektor.
Usaha menjaga eksistensinya tak cukup sampai di sana. Ia butuh asrinya hutan. Tempat berlindung dari segala marabahaya. Berlindung dari ekstrimnya cuaca, mengelak dari pemangsa, hingga sebagai tempat ia berburu makanannya.
Mari menjaga hutan. Bukankah dengan terjaganya hutan, manusia juga memperoleh manfaat darinya. Menyediakan air sepanjang tahun, udara sejuk, hingga bebas bencana: banjir, longsor.
Tentunya penghuni rimbapun ikut terjaga, termasuk si kupu-kupu bidadari, Cethosia myrina.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI