Saat registrasi petugas satgas menyampaikan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat mendaki Gunung Bulusaraung. "Boleh mengambil foto, namun kami harap agar para pendaki tak meninggal sampah selama mendaki. Saya harap juga teman-teman pendaki tidak meninggalkan jejak seperti coret-coretan di sherter, batu ataupun di pohon," tegas Realy Krsibiantoro, petugas satgas kepada pendaki.
"Karena tak boleh meninggalkan sampah, kami minta teman-teman pendaki membawa turun sampahnya," tambah Realy. Setiap pendaki kemudian akan mengisi formulir sampah, mengisi daftar barang bawaan yang berpotensi menimbulkan sampah.
Saat turun setiap pendaki akan diperiksa petugas, menyesuaikan sampah yang dibawa turun dengan barang bawaan saat naik gunung. Jika jumlah sampah yang dibawa turun tidak sesuai dengan fomulir sampah (kurang) akan dikenakan denda Rp. 2.000 per item.
Jumlah sampah yang berhasil dibawa turun pendaki tak kurang dari 50 kg. Sampah tersebut kemudian dibawa turun dari Desa Tompobulu menuju Bank Sampah terdekat di Kabupaten Pangkep. Ke depan satuan satgas ini berharap "pendakian zero waste" dapat diterapkan di Kawasan Pendakian Bulusaraung.
Beberapa barang bawaan yang tidak diperboleh saat mendaki gunung ini, di antaranya sabun, pasta gigi dan shampo, karena dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Barang lain yang sering dibawa pendaki adalah speaker atau guitar. Kedua alat ini tidak dibolehkan karena dapat menimbulkan kebisingan yang pada akhirnya dapat mengusik satwa.
Jumlah pengunjung kawasan wisata selama dua hari tak kurang dari 237 orang. "Jumlah pendaki minggu ini cukup banyak, bisa jadi karena libur tanggal merah di hari Sabtu," ujar Realy.
Pendaki masih membawa barang yang tidak seharusnya dibawa saat mendaki, seperti guitar, sabun, dan beberapa barang lainnya yang berpotensi menimbulkan sampah. Ke depan perlu sosialisasi secara massif baik media cetak maupun elektronik untuk menyampaikan SOP ini.
"Sementara ini kami masih berlakukan 2 kali sebulan teman-teman melakukan satgas di Kawasan Pendakian Bulusaraung. Kegiatan ini bertujuan untuk meminimalisir efek dari aktivitas pendakian, seperti membuang sampah selama mendaki ataupun mengganggu satwa di habitatnya," pungkas Iqbal Abadi Rasjid, Kepala SPTN Wilayah I saat kami temui.
Gunung bukanlah tempat sampah. Jadilah pecinta alam, membiarkannya tetap alami tanpa mengusiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H