Untuk tetap cukup minum ikuti tips berikut ini :
-Â Minum setidaknya 8 gelas air sehari.
Minuman yang mengandung sedikit kalori, kafein, dan sodium, termasuk teh herbal, adalah yang terbaik. Hindari minuman bersoda atau sup yang mengandung banyak garam. Anda dapat memenuhi kebutuhan air apabila mengkonsumsi makanan berair seperti buah, sayur, atau kuah sayur,
-Â Hindari minuman bersoda.
Ini lebih mudah membuat perut Anda kembung karena karbon dioksida dalam busa soda tersebut menghasilkan gas.
-Â Perhatikan asupan alkohol dan kafein.
Keduanya merupakan diuretik alami, yang meningkatkan buangan air melalui urin dan tidak mampu mengganti cairan tubuh seefektif air putih, jus, dan minuman bebas alkohol/kafein.
STRATEGI 5
AWASI ASUPAN GARAM
Garam mungkin memiliki reputasi yang buruk, tetapi ia juga berperan penting dalam mengatur cairan tubuh dan tekanan darah, transmisi saraf, fungsi otot, dan penyerapan nutrisi penting. Sayangnya, kelebihan garam sedikit saja dapat menyebabkan perut kembung. Rata-rata wanita membutuhkan 500 miligram garam sehari. Padahal kebanyakan dari kita mendapatkan lebih dari 6 kalinya, atau 3000 -6000 mg per hari. Sebagian besar diperoleh dari makanan hasil proses, fast food, dan makanan di restoran. Saat Anda mengkonsumsi makanan tinggi garam, misalnya dari makanan Cina, tubuh Anda merespon dengan menahan air. Ini dapat menyebabkan edema (retensi air di tubuh), dan mungkin kenaikan tekanan darah.
Untuk menghindarinya, ikuti cara-cara berikut ini ;
-Â Hindari konsumsi garam lebih dari 2400 mg atau sekitar satu sendok teh garam per hari. Jumlah tersebut dapat menutupi kebutuhan tubuh akan mineral, walaupun aktivitas Anda tinggi.
-Â Pilih makanan yang segar dan alami.
Daripada memesan kentang goreng (265 mg garam), pilih kentang panggang (8 mg garam). Daripada acar mentimun (1730 mg garam), pilih mentimun segar (6 mg garam).
STRATEGIÂ 6
KURANGI STRES
Penelitian menunjukkan bahwa stres memicu hormon kortisol yang menimbulkan nafsu makan dan simpanan lemak di organ-organ sekitar perut Anda. Padahal menurut Pamela Peeke, M.D., M.P.H., penulis Fight Fat After Forty, lemak di sekitar organ perut seringkali dikaitkan dengan penyakit jantung, diabetes, dan kanker.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H