Tulisan ini saya tulis ketika ada sebuah tugas mata kuliah sebagai syarat  pengambilan nilai.
Sebelumnya disini saya ingin memperkenalkan diri, nama saya Maeda Nurul Hayana. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan di kampus STIKES Darul Azhar Batulicin jurusan D3 farmasi.Â
Kalau bercerita tentang cita-cita sebenarnya farmasi ini bukan cita-cita saya, dulu saya bercita-cita menjadi jaksa karena menurut saya jaksa itu bukan profesi yang sangat keren apalagi ketika memakai jubah jaksa waktu persidangan.Â
Saya tidak pernah berfikir untuk kuliah di bagian kesehatan sampai suatu hari om saya menawarkan saya untuk kuliah padahal saat itu saya sudah lulus SMA 1 tahun, ya bisa dibilang saya terlambat kuliah.Â
Saat itu saya ditawarkan om saya untuk kuliah di Politeknik Kesehatan Banjarmasin dengan jurusan analis kesehatan, saya langsung menyetujui saran tersebut lalu saya mendaftar dan pada akhirnya saya tidak lulus dan disitu saya benar-benar sedih.
Kuliah di STIKes Darul Azhar
Beberapa hari setelah pengumuman kelulusan Poltekkes itu, saya tidak sengaja melihat story WhatsApp teman saya yang mempromosikan kampusnya yaitu Stikes Darul Azhar dan saya langsung tertarik, kemudian saya mencoba untuk mendaftar, saat itu saya mendaftar sudah gelombang terakhir itu gelombang ke-3 dan disitu saya mencoba untuk mendaftar melalui jalur beasiswa KIP dan alhamdulillah saya lulus.Â
Sebelumnya saya ingin memberitahukan bahwa ayah saya sudah meninggal jadi itulah alasan awalnya saya tidak ingin kuliah selama 1 tahun kemudian ditawarkan om saya kuliah, meskipun ayah saya sudah meninggal, tapi tidak pernah sekalipun saya kekurangan kasih sayang seorang ayah karena om saya sangat menyayangi saya seperti anaknya sendiri.Â
Oke kita lanjut ke cerita setelah lulus terus mulailah saya kuliah, diawali dengan kegiatan PKKMB dan terus berjalan semakin hari saya semakin suka dengan farmasi dan ternyata farmasi itu semenarik ini!.Â
Seperti yang kita tahu, farmasi itu identik dengan hitung-menghitung, reaksi-reaksi padahal dulu waktu SMA saya sangat benci pelajaran kimia dan fisika karena menurut saya sangat susah dan membosankan, tapi entah mengapa ketika saya kuliah saya menjadi suka ya seperti sebuah tantangan.
Tidak sengaja tahu farmasi forensik!
Pada awalnya saya mengira farmasi itu hanya tentang meracik obat, tapi setelah saya kuliah statement itu langsung hilang langsung berubah ternyata farmasi cakupannya nya sangat luas.Â
Tidak hanya tentang obat-obatan ternyata farmasi juga berhubungan dengan kegiatan sehari-hari sesuatu yang kita gunakan pada kehidupan sehari-hari seperti kosmetik sabun pasta gigi dan lain-lain ternyata itu merupakan produk dari farmasi sampai suatu hari ditengah kegabutan saya, saya menonton sebuah drama Korea yang berjudul investigation couple di mana drama itu bercerita tentang dunia forensik dan dari menonton drama itulah saya tahu farmasi forensik.Â
Ternyata ada bidang farmasi namanya farmasi forensik dan itu membuat saya semakin kagum lagi dengan farmasi.
Lalu apa yang dimaksud dengan farmasi forensik?
Farmasi forensik adalah ilmu yang mempelajari mengenai bidang ilmu farmasi yang dihubungkan dengan hukum/kehakiman dan perundang-undangan.Â
Dimana farmasi artinya obat dan pengobatan, dan forensik adalah hukum dan perundangan. Sehingga ilmu farmasi forensik adalah ilmu yang mempelajari obat dan pengobatan yang dihubungkan dengan hukum dan perundangan, bagaimana aplikasi obat terhadap permasalahan Hukum, Penyalahgunaan obat kriminal dan Fraud, Kasus pelecehan, kecelakaan, malpraktek dan lain-lain di mana ahli farmasi bekerjasama dengan dokter forensik dan penyidik.Â
Setelah menonton drama itu saya langsung mencari artikel artikel tentang farmasi forensik, bagaimana pendidikannya dan di mana kuliahnya.Â
Ternyata farmasi forensik itu harus menguasai Analisis Kimia dan Biokimia, Farmakokinetik, Farmakologi, Pelayanan kefarmasian, Toksikologi dan lain-lain. Bahkan prospek kerjanya pun masih luas karena di Indonesia cukup jarang dan ahli farmasi forensik dapat bekerja di Badan Forensik Nasional, Kepolisian, Badan Forensik Swasta dan Rumah Sakit.
Salah satu kasus yang berkaitan dengan farmasi forensik adalah kasus Mirna dan kopi sianida nya. Kasus ini berhasil di usut tuntas juga dengan bantuan apoteker I Made Agus Gelgel Wirasuta. Beliau adalah salah satu pakar toksikologi, sehingga  peranan farmasi forensik sangat berguna dalam kasus-kasus seperti ini.Â
Beliau dan ahli toksikologi lainnya memperhitungkan dengan tepat kapan waktu masuknya racun ke tubuh Mirna dan berapa lama racun tersebut larut hingga bereaksi di tubuh Mirna. Namun farmasi forensik tentunya saling berkaitan dengan cabang ilmu lainnya, karena setiap ilmu tidak dapat berdiri sendiri dan mereka saling terikat satu sama lain.
Saya berharap suatu saat saya bisa menjadi bagian dari Farmasi forensik untuk memperjuangkan keadilan bagi para korban kejahatan. Nah mungkin setelah membaca cerita ini kalian ada yang tertarik juga dengan farmasi forensik seperti saya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H