Salah sendiri, kenapa tidak dititip di tempat penitipan sandal dan sepatu yang biasanya ada di masjid terutama masjid-masjid besar. Mungkin begitu sergah Anda. Tapi apalah artinya sandal jepit warung. Lain kalau sandal bermerk atau branded. Pasti akan dititip. Tak mungkin disimpan begitu saja di area terbuka. Sekalipun itu di masjid.
Tapi gara-gara sandal jepit hijau pun saya sempat dibuat bingung. Sewaktu tugas di Kuta, Bali saya jum'atan di sebuah masjid yang lokasinya di seberang outlet Joger si Pabrik Kata-Kata namun sedikit masuk ke gang. Saat itu saya pinjam sandal jepit-nya Bos. Bubaran salat, saya terhenyak melihat begitu banyak sandal jepit, dan rata-rata bertali warna hijau! Bertumpang tindih. Wah, mana ini sandal jepit punya Bos? Tak mungkin saya ambil sembarang sandal-sandal yang semuanya berwarna sama. Terlihat serupa.
Suudzon, alias prasangka buruk gara-gara sandal jepit pernah juga dialami teman yang sering kehilangan sandalnya itu. Dia punya cerita. Ketika mampir di sebuah masjid komplek tentara di daerah Gunung Batu, Bogor untuk salat ashar, ia melepas begitu saja sandal jepitnya di teras luar berbarengan dengan seorang ojek online yang kebetulan juga hendak salat. Si ojek malah sepatu bukan sandal jepit yang ikut ditaruh di teras luar. Toh, ini masjid dalam komplek tentara, mana mungkin ada yang berani iseng nyuri.
Usai berjamaah dengan si ojek, keduanya bingung. Satu kehilangan sandal jepit, satu kehilangan sepatu. Berikut kaos kakinya lagi.
Kenapa sih sandal jepit saja mesti diembat? Sungut sang teman. Dan dia pun lebih kasihan pada si tukang ojek yang kehilangan sepatu dan kaos kakinya. Tiba-tiba suara seseorang memanggil mereka. Memberi tahu bahwa sandal dan sepatu ada di loker penyimpanan. Rupanya marbot (pengurus) masjid di komplek itu akan menyimpan sandal atau sepatu dari tamu-tamu Allah yang salat di situ tanpa diminta. Meski itu hanya sebuah sandal jepit warung biasa.
Bogor, 27 September 2024Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H