Kata guru. Semakin banyak kita belajar, semakin banyak hal yang membuat kita sadar. Bahwa banyak hal yang kita tidak tahu. Setelah kita banyak tahu.
Tahu. Tentu berbeda dengan sok tahu.
Sebab orang yang sok tahu, jelas nir ilmu. Kadang nir etika pula. Karena suka begitu mudahnya menghakimi tanpa rasa dosa. Menilai orang lain bodoh, sesat, salah.
          ***
Rasa ingin tahu. Mempertanyakan sesuatu. Meragukan sesuatu. Adalah langkah awal untuk berpikir. Yang oleh Rene Descartes dengan cerdas diformulasikan dalam satu kalimat: Cogito Ergo Sum. Aku berpikir maka aku ada. Jadi kalau tidak berpikir artinya.....
Maka berpikirlah. Bertanyalah. Kejarlah keingintahuanmu. Jangan ragu. Jangan takut salah. Kata pepatah: hanya keledai yang terantuk dua kali pada lubang yang sama.Â
Kemudahan di era digital sekarang ini. Adalah hasil olah pikir yang tiada henti.
Kemewahan berpikir tak hanya milik ras tertentu. Bangsa tertentu. Gen tertentu. Seperti yang kerap dinarasikan sebagian orang. Bahwa kaum Yahudi sudah ditakdirkan pintar hingga hari kiamat datang.
Sungguh itu pola pikir yang inferior. Mental inlander.
Cikal, teman sekolah, teman kerja, dan teman lain tetaplah terus untuk belajar. Sebab itulah ciri eksistensi diri. Bahwa dirimu ada. Bahwa dirimu berpikir.
Kecuali jika kalian cepat berpuas diri. Lalu, mencemooh mereka yang berbeda denganmu. Percayalah, itu mematikan nalar sekaligus keber-ada-anmu!