Selain berkebun meneruskan pekerjaan almarhum ayahnya, Pak Iwan tak segan bekerja sebagai kenek tukang bangunan. Berdagang ikan cupang di rumahnya, hingga keliling jualan ikan hias dengan motornya. Menyusuri kampung. Mendatangi sekolah-sekolah SD.
Sampai akhirnya dia tertarik untuk mengumpulkan barang-barang bekas, setelah belajar dan bertanya-tanya dengan pengepul yang sukses dari usaha rongsokannya hingga mampu menyekolahkan anak-anaknya ke perguruan tinggi.
Pak Iwan pun mulai mendatangi warung-warung sekitar kampungnya untuk membeli kardus-kardus bekas, atau botol-botol bekas. Profil WA-nya pun dikasih tagline 'jual beli rongsokan'. Dan itu cukup ampuh untuk membuatnya dikenal. Hingga dia tak perlu lagi keliling setiap hari. Tak hanya kardus, botol, namun TV, monitor, hingga mesin cuci bekas dia tampung.
Apalagi untuk barang-barang elektronik yang mengandung kawat tembaga sebagaimana disebut di awal.
"Alhamdulillah, meski kecil saya sudah punya satu orang pegawai," tambahnya penuh semangat.
Seperti semangatnya yang tak pernah kendur mengurus warga. Ya, Pak Iwan di tempat tinggalnya di sebuah desa di kaki Gunung Salak yakni Desa Pasir Eurih, Tamansari, Kabupaten Bogor ini dikenal pula sebagai Kadus (Kepala Dusun) yang membawahi 3 RW di kampungnya. Setelah sebelumnya menjabat sebagai Ketua RT.
Di tengah kesibukannya  -menyortir barang, berkebun, sosialisai ke warga-  Pak Iwan yang dikaruniai dua anak laki-laki (yang pertama sudah bekerja di Bone, Sulawesi Selatan, yang kedua baru masuk SMK) itu pun masih menyempatkan waktu untuk membaca. Hobinya sejak muda.
"Karena di antara barang-barang rongsokan ini, kadang kita menemukan sesuatu yang bagi orang lain tidak berharga, bagi kita bak mutiara," ucapnya dengan serius sambil menunjuk meja lain di gudang barang-barangnya.
Tampak tumpukan buku-buku yang ditata rapi. Dari nama-nama yang terbaca terlihat sebagai buku-buku yang tak biasa. Ada bukunya Rosihan Anwar, Soegeng Sarjadi, Kwik Kian Gie, dan banyak lagi.
Pak Iwan mengumpulkan buku-buku berharga itu yang dia dapat dari mereka yang mengilo barang-barangnya. Â
"Jadi tak sekedar cuan yang kita dapatkan dari rongsokan. Namun juga tambahan ilmu pengetahuan!"