Kenalan penulis, orang Perancis yang lama tinggal di Bali sangat menggemari kopi tubruk tradisional Bali yang memang terkenal nikmat itu. Dan kopi yang dia pesan selalu tanpa gula, sementara penulis sebaliknya, harus ada gula. Biar tidak terlalu pahit. Kegemarannya minum kopi tubruk tanpa gula mungkin hanya bisa dibandingkan dengan Uwa (kakak dari Ibu) penulis yang sehari bisa menghabiskan lebih dari 5-6 cangkir. Tanpa gula!
Kebiasaan minum kopi setiap orang tentunya berbeda kadar strong kopinya. Bagi para penggila alias maniak kopi, semakin kuat aromanya semakin nikmat rasanya. Dan itu bagaikan candu.
Jadi, tak heran meski sekarang bermunculan kopi-kopi sachetan serta kedai-kedai kopi kekinian, cita rasa kopi hitam yang tajam masih tetap jadi pilihan. Apakah itu espresso, americano, long black, dan kopi tubruk tentunya.
Ragam Sajian dan Aroma
Sebelum mengenal beberapa gerai kopi ternama dan mahal harganya, penulis hanya tahu kopi hitam dengan beberapa model penyajian: seperti kopi klotok di Pasar Beringharjo, kopi Tiam di Pasar Baru, serta kupi Aceh.
Pasca masuknya gerai-gerai kopi ternama itulah, kini kita tak hanya mengenal kopi hitam sebatas kopi tubruk semata. Ada ragam yang 'wajib' diketahui para pecandu kopi.
Pertama, espresso. Apa itu espresso? Penulis sering menyebut kopi hitam ini sebagai saripati-nya kopi. Karena rasanya betul-betul kuat, tajam, dan tebal pahitnya. Bisa jadi si teman Perancis itu awalnya suka minum kopi jenis ini.
Kuatnya aroma espresso ini karena setelah biji kopi digiling dalam mesin khusus, lalu dipadatkan pada sebuah alat (proses ini disebut tamping). Penyeduhannya pun dengan mekanisme tekanan dan suhu yang tinggi sehingga menghasilkan ekstrak kopi yang benar-benar kental dan pekat. Strong, sangat tajam aromanya.
Selain diminum langsung dengan takaran cangkir kecil tentunya, espresso ini pun menjadi bahan dasar untuk pembuatan kopi lainnya yang sekarang begitu marak di kalangan generasi milenial dan gen z;
Kedua, americano. Dari namanya sudah pasti sajian kopi ini berasal dari negeri Amerika.  Proses penyajiannya sama dengan kopi tubruk, hanya yang diseduh bukan bubuk kopi tapi espresso tadi. Espresso -dengan takaran tertentu-  dituang terlebih dahulu baru ditambahkan air panas. Tentu saja cita rasa dan aromanya lebih smooth, tidak benar-benar tajam.
Tampilan kopi ini memang menarik. Hitam bersih. Tak ada mahkota kopi (krema) yaitu buih berwarna kuning tua laiknya kopi tubruk dan espresso. Dan sepertinya sajian kopi ini menyasar mereka yang suka kopi hitam tapi bisa dinikmati dengan rasa yang 'lebih' ringan;
Ketiga, long black. Sajian kopi ini lebih dikenal di Australia dan Selandia Baru. Jadi tak heran ketika di Bali, kopi jenis ini menjadi favorit karena banyaknya turis-turis dari sana. Proses pembuatannya merupakan kebalikan dari cara americano. Air panasnya dituangkan terlebih dahulu baru dimasukkan espresso-nya. Â
Pada sajian jenis long black ini, mahkota kopi (krema) tetap ada. Bahkan terlihat cantik karena ada dua warna yang bersanding. Hitam dan kuning tua. Uniknya lagi rasanya lebih kuat dari americano. Lebih tebal dan lumayan strong.
Kalau disandingkan dengan kopi tubruk, jenis long black hampir mirip dalam penampilan dan cita rasa. Meski untuk aroma, kopi tubruk lebih complex karena bubuk kopi yang ada dalam air panas terekstrasi secara terus menerus tanpa jeda. Sehingga mahkota kopi (krema) dari kopi tubruk tampak lebih merata seperti halnya espresso.
Coffee Time
Kalau melihat ragam sajian dari kopi hitam tersebut, adakah waktu yang bisa 'dicocokkan' untuk menikmatinya? Terutama bagi para pecandu kopi. Tentu saja ini bisa dicoba.
Untuk minum kopi tubruk dan espresso sepertinya cocok dinikmati di waktu pagi saat memulai aktivitas kerja. Ditemani camilan yang manis atau makanan ringan kesukaan. Karena minum kopi jenis ini bisa membangkitkan adrenalin, semangat kerja.
Sementara long black dengan cita rasa yang tidak setajam kopi tubruk apalagi espresso, bisa pas untuk menemani kerja kembali usai jam istirahat. Cita rasanya akan me-recharge semangat kerja.
Sedangkan americano yang cenderung smooth tentunya lebih enak dinikmati di waktu santai. Sepulang kerja atau nongkrong bersama teman.
Tapi selera tetap di tangan Anda. Pilih yang mana pun, minum kopi itu memang menyenangkan!
Bogor, 28 Februari 2024Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H