Mohon tunggu...
mad yusup
mad yusup Mohon Tunggu... Full Time Blogger - menggemari nulis, membaca, serta menggambar

tinggal di kota hujan sejak lahir hingga kini menginjak usia kepala lima

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kegigihan Sang Enterpreneur Kampung

30 Mei 2023   18:39 Diperbarui: 30 Mei 2023   19:15 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pemandangan berbeda ketika menyusuri pantai di pagi itu. Seorang anak muda terlihat serius mengarahkan kameranya ke  para peselancar di Batu Namprak (Big Rock) Pantai Pangumbahan, Ujung Genteng.

Sangat jarang ditemukan seseorang mengambil foto dengan kamera lengkap berikut three foot layaknya juru foto profesional atau wartawan foto di tempat yang tak semeriah dan sepopuler Pantai Cimaja atau Pantai Kuta. Bahkan mungkin Pantai Padang Padang.

Sesekali si anak muda itu duduk di bangku sambil merokok dan ngopi di tempat yang ditata sedemikian rupa untuk wisatawan duduk santai memandangi laut lepas. Atau istirahat usai berselancar. Lalu kembali bangkit saat dilihatnya sebuah moment bagus ketika tampak ada peselancar dengan lincah meliuk-liuk di hamparan ombak yang bergulung besar.

Wartawankah dia? Atau tukang foto profesional yang sengaja disewa untuk sesi pemotretan para peselancar. Ataukah mungkin teman salah satu peselancar untuk mengabadikan moment terindahnya.

Dan sang lelaki berwajah Indonesia bagian timur itu mengingatkan saya pada sosok komika Abdur Arsyad. Senyumnya ramah tatkala saya menghampirinya. Tangannya terkepal mengajak salaman ala anak gaul.

Saya semakin menduga anak muda itu berasal dari timur Indonesia saat memperkenalkan dirinya. Sebuah nama yang juga jelas mengindikasikan itu.

"Yopi. Yopi Lois!" ucapnya ramah.

Namun dugaan saya meleset jauh. Ternyata anak muda itu asli anak Kampung Pangumbahan. Pantas saja logatnya terasa Sunda.

Tapi bukan itu titik pangkalnya. Stereotip tentang juru foto  masih lekat dalam ingatan. Saya teringat seorang teman dari Brebes pernah heran melihat ada studio foto di daerah Empang, pemukiman peranakan Arab di Kota Bogor. Menurutnya  -dan juga menurut orang-orang di kampung saya sendiri- biasanya tukang foto dan studio foto itu pasti dari peranakan Tionghoa. Bukan Arab. Meski sejak hadirnya HP android dan kamera digital, siapapun sudah bisa menjadi juru foto sendiri.

Dan anak muda yang memiliki nama tak berbau Sunda ini semakin membuatnya tambah berbeda. Dia mendalami profesi yang tak umum di kampung halamannya sendiri. Fotografi. Sungguh profesi yang tak mudah di era serba praktis dengan gawai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun