Tiga nama yang ditawarkan oleh Pak Surya Paloh beberapa waktu lalu pun seolah bak gayung tak bersambut. Kedatangan PKS dan Demokrat ke Gondangdia tak lebih dari window shopping. Sementara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas tiga partai tak kunjung berani bermanuver.
Wait and See
Tetapi politik tetaplah politik. Dia akan selalu berpihak pada kepentingan. Tak ada yang tak mungkin dengan politik.
Sekalipun Gerindra sudah membuat kesepakatan berkoalisi dengan PKB, tidak tertutup kemungkinan untuk menduetkan kembali Pak Prabowo dengan tokoh internal sendiri, yaitu Pak Sandiaga Uno yang secara elektabilitas di atas Cak Imin.Â
Kuncian Pak Prabowo (kalau boleh disebut demikian) dengan kembali mendeklarasikan dirinya sebagai capres bak membuka front dengan PDIP yang memiliki privilege presidential threshold 20 % untuk mengusung calonnya sendiri tanpa perlu berkoalisi. Â Â Â Â
PDIP secara tidak langsung akan dipaksa berhitung untung rugi apabila keukeuh dengan pilihannya terhadap Mbak Puan yang elektabilitasnya belum mumpuni. Haruskah kejadian berulang seperti pada pilpres 2014 dengan kembali mengusung kadernya yang secara elektabilitas bisa memberi harapan menang.
Atau malah PDIP akan merapat ke Gerindra dengan mengacu pada kesepakatan Batutulis dulu. Dengan berbagi peran presiden dan wakil presiden sebagai kesepakatan koalisi.
Bahkan bukan tidak mungkin PDIP akan menggandeng Pak Anies sebagai pasangan Mbak Puan untuk 'bertarung' dengan Pak Prabowo. Sebagaimana juga bukan tidak mungkin Pak Prabowo menarik Pak Anies andai harus berlaga dengan Pak Ganjar. Dalam berpolitik hal itu biasa.
Bagaimana dengan Nasdem? Setelah tak berhasil mengundang partai lain untuk berkoalisi lewat pancingan tiga nama, Pak Surya Paloh kini tak ubahnya seperti pengurus partai-partai lain, wait and see. Padahal dirinya disinyalir bakal menjadi king maker andai  terjadi poros baru bersama PKS dan Demokrat.
Wait and see ini kini tak hanya mengarah ke Pak Prabowo dan Ibu Megawati, tapi juga kepada Pak Jokowi yang dianggap punya peluang sebagai king maker baru.
Bogor, 20 Agustus 2022Â Â