Kucing mengeong, anjing ..........
Jawabannya hampir dipastikan menggonggong, bukan menggukguk. Sebaliknya ketika pertanyaannya adalah:
     Suara ayam kukuruyuk, dan suara anjing ........
Jawabannya pun tak mungkin gong gong, tapi guk guk. Â
Dalam benak kita sebagai penutur bahasa Indonesia tentunya gonggongan sang anjing akan tetap ditulis dengan guk guk guk (disertai tanda seru) bukan gong gong gong (disertai tanda seru). Karena justru akan terlihat aneh.
Atau dengan  sebuah peribahasa yang sangat populer: Biarkan anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu.
Walhasil, apakah pepatah atau peribahasa itu lebih pas dengan bahasa Malaysia karena  onomatopenya nampak benar untuk suara anjing, yaitu gong gong. Anjing menggongong, tidak menggukguk.
Benarkah?
Seperti disebutkan di awal, onomatope lazimnya adalah sebuah bentuk verba (kata kerja). Dan sebuah kata kerja seringkali tidak harus sama penulisannya dengan onomatopenya. Meskipun ada juga yang tetap sama. Misalnya singa mengaum (verba), dan itu dari penulisan bunyi suara singa, aum (onomatope). Pun juga dalam bahasa Inggrisnya. Suara singa ditulis dengan roar (onomatope), dan kalimat singa mengaum akan ditulis: the lion roar (verba). Ada kesamaan antara onomatope dan verba.
Sementara untuk anjing, onomatopenya guk guk dan verbanya gong gong. Termasuk dalam bahasa Inggris sekalipun. Suara anjing ditulis dengan woof woof (onomatope), dan kalimat anjing menggonggong akan ditulis: the dog bark (verba). Ada perbedaan antara onomatope dan verba.
Walakin, uniknya ada persamaan verba dalam bahasa Indonesia dan Malaysia untuk onomatope anjing yaitu menyalak (salak) sebagai sinonim dari menggonggong (gong gong). Dan diksi menyalak ini bisa pula digunakan sebagai verba dari suara senapan. Jadi meski sama-sama menyalak, onomatopenya berbeda. Anjing tetaplah guk guk dan senapan tentunya dor dor.