Mohon tunggu...
mad yusup
mad yusup Mohon Tunggu... Full Time Blogger - menggemari nulis, membaca, serta menggambar

tinggal di kota hujan sejak lahir hingga kini menginjak usia kepala lima

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hari Ini Ciliwung Berwarna Coklat

27 November 2021   10:49 Diperbarui: 27 November 2021   11:02 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air Ciliwung hari ini berwarna coklat, ucap teman dari atas jembatan. Pastinya hujan lebat semalaman. Di hulu, yang dulunya masih lebat pepohonan.

Air Ciliwung yang kecoklatan itu mengalun tenang. Tak deras bergelombang. Apalagi pasang.

Tak ada batang pohon yang terseret. Hanya menghanyutkan sampah-sampah aneka merk minuman sachet. Tenang, acuh, serupa si pembuangnya yang berotak 'kudet'.

Air Ciliwung yang kini berwarna coklat, bukan tak menyimpan tragedi. Berpuluh, bahkan beratus kisah pernah terjadi. Dari yang terbawa arus hilang tak kembali. Bayi yang dibuang karena tak mau diakui. Bahkan korban 'petrus' rezim Orba hingga yang bunuh diri.

Tak sedikit rumah telah diterjang dan terjungkal. Namun kembali tumbuh bak lingkaran tak berujung pangkal.

Air Ciliwung yang mirip 'bajigur' kata Emak, adalah sumber kehidupan. Ada banyak beragam ikan yang bisa dimakan. Beunteur, kancra, senggal, tawes, yang kini tinggal kenangan.

Ada bermacam hewan seperti sero, biawak, kura-kura, burung kapinis, hingga capung-capung buntet merah yang dulu berseliweran.

Sekarang habitatnya musnah tak berbekas. Tinggalkan batu-batu dan cadas. Yang tersisa dan tersia-sia.

Air Ciliwung kini hanya membawa lumpur-lumpur tanah. Dari sejak hulu, yang 'digunduli' para perambah. Hingga yang diserobot para mafia tanah.

Air Ciliwung yang hari ini berwarna coklat, tak lebih sekedar penanda. Bahwa musim hujan masih ada.

Bogor, 27 November 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun