Mohon tunggu...
Madyo Sung
Madyo Sung Mohon Tunggu... -

Punya istri dan anak

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rintihan Pilu Jiwa yang Rapuh

28 Oktober 2013   21:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:54 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wahai cemara...
Menjulang dan teruslah menjulang.
Gapailah puncak langit.
Agar semua mata
memandang indahnya pucukmu.

Jangan hiraukan aku
yang rapuh jiwa ini.
Aku tak mungkin semegah engkau.

Wahai burung...
Bernyanyi dan teruslah bernyanyi.
Alunkan nada nada indah.
Agar semua telinga
mendengar merdunya suaramu.

Jangan hiraukan aku
yang merintih pilu ini.
Aku tak mungkin seriang engkau.

Biarkanlah aku sendiri
berjalan merangkak rangkak
merayap rayap pada tanah.
Mengais mencari butir butir keyakinan
sebagai alas perjalananku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun