Mohon tunggu...
Mad Solihin
Mad Solihin Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Seorang anak negeri yang mempunyai keinginan untuk berbagi melalui rangakain kata

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gejolak Pikiran setelah Berkunjung ke Sikunir

25 Oktober 2014   21:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:45 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu, 18 Oktober 2014 kemarin saya berkesempatan pergi ke puncak Sikunir untuk menikmati panorama keindahan sunrise. Bersama dengan teman-teman yang tergabung dalam Forsima (Forum Silaturahim Mahasiswa) PAI se-Jateng, kami berangkat pukul 02.00 WIB mengingat disana sudah tidak boleh untuk ngecamp. Ini adalah kegiatan akhir setelah sebelumnya diadakan Pelantikan dan Raker pengurus Forsima PAI di UNSIQ, Kalibeber. Ya, bisa dibilang semacam senang-senanglah setelah mengalami masa tegang memikirkan kegiatan.

Camp Pendakian Puncak Sikunir yang terletak di Desa Sembungan, Dieng, Wonosobo ini kami tempuh dari UNSIQ dalam waktu satu jam dengan kendaraan. Setelah itu harus berjalan dalam waktu sekitar seperempat jam untuk sampai ke puncak Sikunir.

Dalam perjalanan tersebut saya sedikit heran ketika melintasi jalan setelah pasar menuju ke Camp pendakian tempat dimana mobil diparkir. Keheranan tersebut adalah mengenai kondisi jalan yang berlubang dan rusak. Tak hanya itu, jalan yang dilalui sebagai jalur utama hanya bisa dilalui oleh satu mobil, inilah yang membuat jalan begitu macet. Setidaknya itulah yang saya alami waktu itu, yaitu saat dimana ada orang tua dalam keadaan kritis yang cukup sulit ketika mau dibawa ke rumah sakit. Kesulitan disini terjadi karena jalan begitu sempit untuk dilalui oleh dua mobil.

Selain keadaaan jalan, yang cukup menyita perhatianku adalah kendisi WC yang memprihatinkan. Saya bilang memprihatinkan karena hanya satu tempat WC dengan 3 kamar yang cukup layak, sedangkan yang dua seperti di tak terurus. Akibatnya antrian panjang terjadi layaknya mau mengisi bensin di pom. Inipun yang saya alami. Saat kandung kemih begitu mamaksaku untuk segera mengeluarkan cairan yang ada didalamnya, saya harus manahannya lantaran antrian yang cukup panjang.

Dua hal inilah yang mengganjal dalam pikiranku setelah saya berkunjung ke puncak Sikunir. Padahal jika mengamati pengunjung yang ada, puncak Sikunir salah satu tempat yang begitu rame pengunjung, bahkan orang luar Wonosobo.

Banjarnegara, 25 Oktober 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun