Lampung Selatan - Sebanyak 7 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila), antara lain, Fabien Avicenna Zattie, Maritza Nur Ramadhani, Yasmeen Basir Almadaniah, Della Rachmadani, Nabilla Ayu Zahra, Elysia Azhara Hendra, dan Faris Alif Habib mengadakan sosialisasi pemilahan sampah dan demonstrasi pengolahan sampah organik rumah tangga menjadi pupuk. Program kerja ini diselenggarakan di Desa Waymuli, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung pada 3 Februari 2024. Sasaran utama program kerja ini ialah para petani dan masyarakat desa.
Sosialisasi ini diadakan untuk memberikan informasi mengenai cara yang tepat dalam memilah sampah organik dan anorganik, serta pentingnya menjaga kelestarian dan keberlanjutan lingkungan. Praktik pembuatan pupuk organik juga bertujuan untuk memberikan solusi kreatif dalam mengelola sampah menjadi produk yang bermanfaat.
Pemanfaatan sampah rumah tangga untuk membuat pupuk organik menjadi salah satu inovasi yang menjadi fokus utama kegiatan ini. Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan mineral, dan/atau mikroba yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (Permentan No. 70/Permentan/SR.140/10/2011).
Sampah rumah tangga seperti sisa sayuran, kulit buah, nasi basi, serta air cucian beras dapat digunakan sebagai bahan organik dalam pembuatan pupuk. Adapun bahan penunjang lainnya seperti gula merah dan EM4 (Effective Microorganisms) yang dapat dijumpai di toko pertanian.
Pada dasarnya pembuatan pupuk organik adalah proses dekomposisi dengan menggunakan aktivitas mikroba; oleh karena itu kecepatan dekomposisi dan kualitas pupuk tergantung pada keadaan dan jenis mikroba yang aktif selama proses pengomposan.
Penambahan bioaktivator EM4 (Effective Microorganisms) dalam proses pembuatan pupuk organik dari sampah rumah tangga bertujuan untuk menentukan pengaruh waktu pembuatan terhadap kandungan N, P, K, dan C dalam pupuk organik cair, serta menentukan pengaruh bioaktivator EM4 terhadap kandungan N, P, K, dan C dalam pupuk organik. Adapun penambahan gula merah berfungsi sebagai sumber makanan dan energi bagi mikroorganisme pengompos dan sumber karbon atau C-organik tersedia, dalam proses ini juga dapat menggunakan gula pasir maupun jenis gula lainnya.
Kegiatan sosialisasi dan demonstrasi ini menuai sambutan positif dengan adanya keikutsertaan warga desa Waymuli dalam praktik pembuatan pupuk bersama mahasiswa KKN. Harapannya, warga desa dapat mengimplementasikan pemilahan sampah dan pemanfaatannya menjadi pupuk organik dalam kehidupan sehari-hari.
Ketua tim KKN, Fabien Avicenna Zattie, berterima kasih atas partisipasi dan antusias warga. Ia berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran kita semua akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.