Mohon tunggu...
Mohammad Adrianto Sukarso
Mohammad Adrianto Sukarso Mohon Tunggu... Lainnya - Apapun Yang Menurut Saya Menarik

Lulusan prodi Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta yang sekarang sudah mendapat pekerjaan di bidang menulis. Masih berharap punya tekad untuk menulis lebih bebas di platform ini.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kala Owi-Butet dan The Minions Menutup Aib PBSI dengan Prestasi

12 September 2023   08:45 Diperbarui: 12 September 2023   10:28 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemain yang justru menjadi tumpuan lain adalah The Daddies, yang pada 2019 lalu, kembali keluar dari masa pensiun. Hendra sudah berusia 35 tahun, dan Ahsan 32 tahun. Mereka kerap “menemani” The Minions di sejumlah final, yang mana The Minions sering keluar jadi pemenang lantaran permainan cepat mereka sulit dibendung. Sesekali, The Daddies malah menggantikan mereka menjadi juara seperti pada Kejuaraan Dunia 2019 atau BWF World Tour Final 2019. 

Bisa dikatakan bahwa The Minions adalah tumpuan utama Indonesia di saat sektor lain masih belum bisa diandalkan. Ada masanya para penggemar bulu tangkis Indonesia pesimis melihat kiprah sektor lain, namun mendadak optimis ketika berbicara soal ganda putra. Ini terjadi karena mereka yakin bahwa The Minions akan memenangkan turnamen yang mereka ikuti.

Petaka Ketika Mereka Sudah Tiada

Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dalam Indonesia Masters 2022 (Sumber: Antara/Sigid Kurniawan)
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dalam Indonesia Masters 2022 (Sumber: Antara/Sigid Kurniawan)

Tetapi, terlalu nyaman dengan Owi-Butet maupun The Minions bukanlah pertanda baik. Ada masanya atlet tidak mampu bermain di performa terbaik karena berbagai alasan mulai dari cedera, konflik internal, atau memang sudah lewat masanya. Dalam kasus seperti ini, regenerasi adalah sesuatu yang diperlukan agar federasi atau instansi lain tetap bisa menghasilkan prestasi meskipun tidak disokong pemain terbaiknya.

Liliyana Natsir pensiun pada awal 2019 di usianya yang ke-33. Tontowi Ahmad pensiun setahun berselang di usia yang sama dengan sang partner. Dan pada titik ini, Indonesia belum lagi menemukan ganda campuran dengan kaliber setinggi mereka. Selain Praveen/Melati, sudah banyak pasangan baru bermunculan seperti Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, atau Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati.

Sayangnya, nama-nama tersebut tidak bisa menggantikan Owi-Butet. Praveen/Melati sempat didera masalah internal dan cedera, bahkan saat ini sudah tidak lagi di Pelatnas. Hafiz/Gloria juga sudah tidak berpasangan, dan sayangnya belum mampu berbicara banyak dengan partner barunya. Hanya ada Rinov/Pitha dan Rehan/Lisa yang berada di Pelatnas, dan keduanya belum menunjukkan konsistensi yang baik.

Masalah lebih pelik dialami oleh ganda putra The Minions. Marcus menderita cedera sejak 2021, dan harus absen cukup panjang pada pertengahan 2022. Semenjak itu, performa The Minions belumlah sebaik di masa keemasan mereka, kerap kalah di putaran pertama atau kedua. Rumor bahkan mengatakan kalau keduanya akan segera dicarikan pasangan baru.

Sejatinya, pasca penurunan The Minions, muncul Fajar/Rian yang menggantikan posisi mereka sebagai ganda putra nomor satu Indonesia. Pasca kegagalan di All England 2022, mereka tancap gas dan memenangkan banyak turnamen. Kemenangan demi kemenangan membuat FajRi, sebutan untuk kedua pasangan ini, meraih posisi 1 dunia. Pada saat itu, masyarakat optimis kalau FajRi bisa meneruskan tren baik ganda putra Indonesia.

Tetapi, di pertengahan 2023, performa mereka anjlok. Sempat meraih kemenangan di Malaysia Open 2023 dan All England 2023, yang notabene memiliki kelas Super 1000, FajRi belum lagi mampu meraih keberhasilan di turnamen lainnya. Tidak jarang mereka terhenti di putaran pertama atau kedua. Terkini, status mereka sebagai peringkat 1 dunia sudah dipepet oleh ganda putra lain dari Tiongkok, yakni pasangan Liang Weikeng/Wang Chang, serta dari India bernama Chirag Shetty/Satwiksairaj Rankireddy.

Di bawah FajRi, masih ada ganda putra lain seperti Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan, serta Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin. Pasangan pertama sempat menjadi sensasi usai meraih podium pertama di All England 2022, sementara sisanya mampu membawa pulang emas di nomor ganda putra SEA Games 2022 dan SEA Games 2023.

Meskipun sudah menghasilkan prestasi, belum ada yang mampu tampil konsisten. Bagas/Fikri melempem usai All England 2022 dan belum pernah menjuarai turnamen apapun. Pramudya/Yeremia sempat terhenti momentumnya karena Yeremia mengalami cedera lutut, sehingga keduanya belum mampu kembali ke performa puncak. Leo/Daniel, meskipun sempat juara di Singapore Open 2022 dan Indonesia Masters 2023, juga belum mampu konsisten. Terbaru, Daniel disebut-sebut mengalami mata silinder sehingga semakin mempengaruhi performanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun