Mohon tunggu...
Ovic Gleichen
Ovic Gleichen Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Selain suka membuat komik, saya juga suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hindari Kalimat Ini untuk Si Kecil

6 November 2014   21:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:27 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap anak merupakan tanggung jawab terbesar orang tua, oleh karenanya setiap orang tua juga harus tahu bagaimana cara mendidik buah hati dengan benar.

Perkembangan pergaulan dan informasi dari berbagai macam media juga, secara tidak langsung bisa membentuk karakter seorang anak. Dari berbagai macam pengaruh, sebisa mungkin orang tua harus mampu memberikan pengaruh yang lebih banyak ketimbang pengaruh dari luar. Apalagi jika jika pengaruh luar yang sifatnya negatif.

Dalam berinteraksi dengan buah hati juga ada metodenya. Otak anak kecil memang memiliki banyak ruang kosong yang harus diisi dengan berbagai informasi, informasi akan diserap melalui indera pendengar, lalu akan disampaikan kedalam otaknya dan bisa tertanam di alam bawah sadar. Alam bawah sadarlah yang akan menentukan karakter anak tersebut. Dalam mendidik, perlu diketahui beberapa kata yang sebaiknya tidak di ucapkan, karena bisa berpengaruh kurang baik bagi perkembangannya.

1.Ingin.

“Ibu ingin kamu jadi anak pintar.” Kata-kata ini sepintas sangat baik bahkan sering dijadikan media untuk menasehati, tapi tahukan Anda reaksi apa yang akan tercipta dalam memori kepribadian anak? “Ah, itu kan hanya keinginan.”

Mungkin orang tua tahu maksud kalimatnya agar anak menjadi rajin. Tapi Mind Reading (pemahaman) anak belum bisa mencapai itu. Dia belum bisa menangkap informasi seperti yang diharapkan oleh orang tuanya, karena itulah penolakan halus bisa saja muncul.

“Ibu tahu kamu anak pintar.” Adalah kalimat yang tepat dan langsung karena mampu membangkitkan mental dan merasa di puji. Anak kecil suka pujian. Lalu disambung dengan kalimat, “Seharusnya rajin belajar,” Dsb...

2.Akan.

“Kamu akan  jadi anak hebat.” Jika berbicara dengan anak yang belum paham betul kalimat tersebut, maka anggapannya itu hanyalah rencana. Rencana bisa saja di lakukan, bisa saja tidak. Karena otak polosnya akan menerima kalimat tersebut dengan, “Kalau begitu, saya harus santai. Karena meski santai menurutnya tetap akan hebat.

Sebaiknya katakan, “Kamu anak hebat.” Maka anak akan menerima informasi itu apa adanya, bahwa dia hebat. Hal ini bisa memicu pribadinya untuk banyak melakukan sesuatu yang menunjukkan bahwa dia hebat.

3.Coba.

“Cobalah untuk lebih baik lagi,” “Coba lakukan ini, itu.” Seringkali kalimat tersebut kurang efektif untuk anak kecil, karena kebanyakan mereka akan menjawab secara tidak langsung atau langsung, “Tidak mau!”

Kalimat yang efektif adalah, “Lakukanlah itu,” “Makanlah ini,” dsb... meski terdengar mengintimidasi, tapi anak akan lebih tanggap dan sulit menolak perintah tersebut. Untuk beberapa kasus kalimat tersebut mungkin kurang efektif disebabkan ruang untuk mengatakan “Tidak,” yang penuh peluang dan sudah sering diucapkan.

4.Kalimat negatif.

“Jangan berlari-larian,” Ini adalah kalimat negatif (bersifat larangan) yang bisa mempasifkan gerak anak. Biasanya anak akan merespon dengan mengatakan, “Lalu saya harus apa?” sambil terdiam tak tahu harus ngapain.

“Tidak boleh nakal,” kalimat tersebut juga akan diterima oleh alam bawah sadar menjadi “Boleh nakal,” karena alam bawah sadar akan menolak kalimat-kalimat negatif. Betapa sering anak yang dinasehati seperti itu justru menjadi anak yang nakal.

Sebaiknya katakan, “Kamu anak yang baik.” Dia akan senang dan bangga dengan pujian tersebut dengan berusaha menjadi anak yang baik.

Kalimat negatif, fungsi lainnya untuk menghentikan. Seperti ketika anak dilarang berlari-larian, dan ketika bingung harus melakukan apa, maka tugas orang tua adalah menunjukkan. Misalnya dengan, “Agar tidak jatuh,” maka anak akan lebih berhati-hati.

Namun patut disadari juga, bahwa kata yang terus diulang-ulang akan membentuk pola pikir anak tersebut. Oleh karena itu akan lebih baik jika kata yang diucapkan secara terulang-ulang (karena bersifat sugestif) adalah kalimat positif. Jika anak yang diarahkan langsung paham, tandanya anak tersebut cerdas. Makanya hati-hatilah saat Anda memberinya kalimat negatif, karena dia akan cepat menerima

Lalu bagaimana dengan pengaruh dari lingkungan?

Bentengi mereka dengan, “Jika kamu melihat dan mendengar hal buruk, tolaklah. Karena itu buruk. Kalau melihat yang baik, terimalah, karena itu baik.”

Sebaiknya kalimat itu di ucapkan berulang-ulang agar benar-benar tertanam.

Sumber Informasi: NLP (neuro-linguistic programming) training class.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun