Penerapan Tri Hita Karana dalam Perspektif Agama Islam
Ajaran Tri Hita Karana juga memiliki konsep yang serupa dalam agama Islam, yang terdiri dari tiga pilar utama, yaitu Amanah, Rehman, dan Allah. Berikut adalah penerapan Tri Hita Karana dalam perspektif agama Islam:
Parahyangan: Hubungan antara manusia dengan Tuhan, yang dalam agama Islam diartikan sebagai Allah. Penerapannya dapat dilaksanakan dengan taat beribadah serta melaksanakan ajaran -- ajaran agama dan menjauhi larangan --Nya.
Pawongan: Hubungan antara manusia dengan sesama manusia. Dalam agama Islam, pawongan diartikan sebagai rehmanisme, yaitu kesetujuan dan kepedulian satu sama lain.
Palemahan: Hubungan antara manusia dengan lingkungan. Dalam konteks agama Islam, palemahan mencangkup hubungan manusia dan lingkungan serta alam semesta.
Dalam perspektif agama Islam, penerapan Tri Hita Karana dapat membantu menciptakan keharmonisan, kedamaian, dan keselamatan dalam kehidupan masyarakat.
Penerapan Tri Hita Karana dalam Perspektif Agama Lainnya
Meskipun konsep ini berasal dari agama Hindu, nilai -- nilai yang terkandung dalam Tri Hita Karana dapat diterapkan dalam agama lainnya. Konsep ini membantu menciptakan keharmonisan, kedamaian, dan keselamatan dalam kehidupan masyarakat yang dapat diinterpretasikan tentang kasih sayang, kebijaksanaan, dan etika. Meskipun demikian, penerapan Tri Hita Karana dapat disesuaikan dengan prinsip dan ajaran agama yang berbeda dengan agama Hindu.
Ajaran Tri Hita Karana telah menggariskan bagi umat manusia untuk selalu berupaya menjalin hubungan yang harmonis kehadapan Tuhan, antar manusia, dan hubungan yang harmonis terhadap alam dan lingkungan. Perubahan yang terjadi pada zaman global seperti sekarang ini, pola kehidupan manusia menjadi semakin instan dan pragmatis menuntut manusia untuk berpikir cerdas, cermat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di sisi yang lain, kehidupan global kadangkala juga merusak pola pikir manusia untuk meninggalkan pola kehidupan sosial, sehingga kadangkala manusia tidak lagi harmonis kehidupannya akibat lepas dari konsep ajaran Tri Hita Karana. Bukti emperik yang menyatakan kurang harmonis dari perilaku manusia dalam berbagai kasus yang melibatkan kelompok -- kelompok tertentu terkait dengan semakin merosotnya moral manusia, yang jelas akibat kurangnya pemahaman untuk menjalin hubungan yang harmonis.
Referensi ::
Mahendra, Putu Ronny Angga, dan I Made Kartika. 2021. Membangun Karakter Berlandaskan Tri Hita Karana dalam Perspektif Kehidupan Global. Denpasar: Universitas Dwijendra