Mohon tunggu...
Madmam Wanahya
Madmam Wanahya Mohon Tunggu... -

Kehidupan itu penuh warna, why so serious...?

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kutukan Peradaban

13 April 2013   12:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:16 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Karena pengadilan tak bisa membagi harta warisan -sebab si gila masih hidup, maka para kerabatnya datang ke kuburan seolah-olah memastikan kematiannya. Setelah itu, mereka membagi harta peningglan termasuk televisi laknatnya itu. Dan karena aku adalah teman karibnya, tentu saja aku mendapatkan jatah, walaupun harus menerima bagian yang paling berharga, yaitu gilanya.

*Diterjemahkan dari buku Malaf Majnun (Dokumen Si Gila) karya Dr. Mahdi Emberesh 1991.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun