Mohon tunggu...
Madmam Wanahya
Madmam Wanahya Mohon Tunggu... -

Kehidupan itu penuh warna, why so serious...?

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Demokrasi Fasis

25 Desember 2012   04:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:05 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di klinik era baru demokrasi ia terbangun. Seorang polisi berpangkat briptu sedang membaca hasil investigasi. Katanya ia telah melakukan penyidikan. Si gila diminta menandatangani surat pengakuan kalau dirinya telah berbuat makar dan memusuhi demokrasi. Namun ia malah teriak menginginkan Khadijah. Seorang perwira masuk, dan penyidik tadi memberikan berkas tuduhan. Sang perwira membacanya tanpa peduli sembari mencuri pandang pada orang yang lebih memilih Khadijah daripada demokrasi. Sang perwira melemparkan map dan memerintahkan untuk membawa orang gila itu ke rumah sakit jiwa. Mungkin ia akan kembali normal berbarengan dengan angin segar kebebasan yang akan disuntikkan tank-tank ke dalam rumah sakit.

*Diterjemahkan dari buku Malaf Majnun (Dokumen Si Gila) karya Mahdi Emberesh 1991.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun