Merahnya tombak negaraku mulai menghitam
Putih warna baju bangsaku kini rusuh
Para penjaga terlena dalam kesudahan
Tembok berlumur darah semakin penuh luka
Mau dijadikan apa?
Atau sekalian dirobohkan saja?
Habis terkikis mungkin mata jalang yang bernyawa
tak tampak liar di jalanan dengan bambu runcing di ujung tangan
kata mereka bambu runcing sudah abadi di menara tertinggi
Tapi belum sempat akumeringis
sudah kulahap jutaan tiang bangsa tercekik bengis
Ah, aku jadi bingung
Sebenarnya rumahku ini sudah merdeka atau belum?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H