Mohon tunggu...
Madi Hakim
Madi Hakim Mohon Tunggu... -

Belajar tentang hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Para Petinggi PKS, Takutlah kepada Allah SWT!!!

10 April 2011   19:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:56 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 1998, ketika Partai Keadilan (PK) didirikan, hampir seluruh teman-teman saya masuk PK. Mereka juga mati-matian membujuk saya untuk bergabung dengan partai dakwah tersebut. Tetapi saya berprinsip, dakwah lewat parlemen bukanlah dakwah yang dicontohkan Rasululloh SAW, karena prinsip Demokrasi-suara mayoritas yang menentukan-tidak sesuai dengan prinsip Islam. Dalam Islam, tidak ada istilah mayoritas-minoritas, jika itu sebuah kebenaran, tetaplah kebenaran, meski hanya didukung satu orang.

Berlalunya waktu, membuktikan bahwa keputusan saya untuk tidak bergabung dengan PK (kemudian PKS) tidaklah salah. Satu persatu, mereka para ulama yang berkhidmat kepada Islam dan Ummat Islam, keluar dari partai. Lalu muncul berbagai kebijakan partai yang kontroversial. Mengusulkan Soeharto sebagai Pahlawan, merubah haluan partai menjadi lebih inklusif, hingga statemen Presiden PKS kala itu, yang menyebutkan jilbab hanyalah selembar kain. Masih banyak lagi langkah-langkah dan gebrakan PKS yang membuat para pegiat Dakwah Islam mengernyitkan dahi, sudahkah PKS kehilangan idealisme?

Yang terbaru adalah 'nyanyian' salah seorang deklarator PK-Yusuf Supendi, Padepokan Madani yang supermewah, hingga salah seorang kadernya tertangkap basah nonton video porno, ditengah hujan interupsi dan aksi walk out sidang paripurna DPR.

Saya sendiri tidak tahu pasti, apa yang tengah terjadi didalam tubuh PKS. Saya tidak tertarik mendalaminya, karena memang saya, dan sebagian Ummat Islam lainnya berprinsip, segala bentuk perjuangan yang tidak didasarkan kepada Qur'an dan Sunnah, akan berakhir dengan kegagalan.

Tetapi saya tertarik untuk mengomentari, dan mencoba menasehati para petinggi PKS, setelah membaca berbagai reaksi, kesan, dan komentar yang timbul akibat berbagai kejadian yang menimpa PKS. Banyak komentar yang sudah tidak proporsional, bahkan sampai menghina Islam. Sangat jauh dari cerminan manusia beriman, apapun agama dan kepercayannya. Jika sudah begini, PKS sudah berubah status, dari salahsatu alternatif solusi problematika Islam, menjadi bagian dari problem Islam itu sendiri.

Bapak-bapak Petinggi PKS, saya pribadi tidak banyak berharap dari PKS. Saya hanya ingin PKS mampu merepresentasikan nilai-nilai Islam Universal. Kejujuran, Kesederhanaan, Keterbukaan, Keberpihakan kepada yang lemah, itu semua adalah nilai-nila Islam Universal.

Kasus Yusuf Supendi, bisa bermakna banyak hal. Jika yang Beliau sampaikan benar adanya, maka telah terjadi ketidak jujuran dalam tubuh PKS. Jika Beliau terus dibiarkan berbicara kepada publik, tanpa ada upaya untuk berdamai, bisa bermakna PKS membiarkan ghibah (menjelekkan sodara sendiri), bisa juga bermakna PKS yang nol besar, tak punya kemampuan apa-apa. Jangankan ngurusi negara, wong mengurusi salah satu sesepuhnya saja tidak bisa.

Kasus Padepokan Madani, saya tidak habis pikir. Bagaimana bisa seorang yang dipanggil Ustadz, fatwanya banyak ditunggu kadernya, bisa hidup bermewah-mewah, ditengah Ummatnya yang sebagian besar kesulitan mencari makan? Alasan kalau itu pemberian dari simpatisan, itu hanyalah excuses, alasan yang dicari-cari. Sejarah Islam bertabur berbagai tauladan, bagaimana para ulama menolak tawaran kemewahan dari penguasa.

Dan kasus video porno, bagaiman bisa seorang yang sudah tertangkap basah, masih saja dibela? Logika sederhana saja tidak bisa menerima, bagaimana mungkin, ditengah situasi yang tegang-akibat interupsi dan aksi walk out-seorang malah sempat-sempatnya menonton film 'gituan'?

Contohlah Yusuf 'alaihissalam yang memilih hidup dalam penjara ketimbang menuruti hawa nafsu majikannya. Contohlah Umar bin Khattab radlialoohu'anhu, yang memiliki kekayaan berlimpah, tetapi masih ditemani fakir miskin, dihibur tangisan anak yatim. Beliau juga tidak mencari excuses, mencari-cari alasan ketika menemukan kenyataan, bahwa belum semua rakyatnya merasakan kenyang dan bisa tidur nyenyak.

Bapak-bapak Petinggi PKS, bertakwalah kepada Alloh SWT. Takwa, yang menjadikan Mus'ab bin Umair tidak punya kain yang cukup untuk menutupi jasadnya ketika Syahid di Perang Uhud. Padahal di Mekkah dulu, Mus'ab adalah pemuda kaya, tampan dan terhormat. Takwa, yang menjadikan Rasululloh SAW menghukum sendiri 3 Sahabatnya, akibat tidak ikut berangkat saat Perang Tabuk. Takwa, yang menjadikan Umar bin Khattab ra. memikul sendiri gandum, dan memasaknya untuk rakyatnya yang kelaparan.

Wallohua'lam,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun