Mohon tunggu...
Nurmadani
Nurmadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Santri Aktif Pondok Pesantren Darul Falah , Mahasiswa STIS Darul Falah Bondowoso𝗦𝗮𝗻𝘁𝗿𝗶 𝗔𝗸𝘁𝗶𝗳 𝗣𝗼𝗻𝗱𝗼𝗸 𝗣𝗲𝘀𝗮𝗻𝘁𝗿𝗲𝗻 𝗗𝗮𝗿𝘂𝗹 𝗙𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗕𝗼𝗻𝗱𝗼𝘄𝗼𝘀𝗼 , 𝗠𝗮𝗵𝗮𝘀𝗶𝘀𝘄𝗮 𝗦𝗧𝗜𝗦 𝗗𝗮𝗿𝘂𝗹 𝗙𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗕𝗼𝗻𝗱𝗼𝘄𝗼𝘀𝗼

Lebih senang menulis dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Peran Masyarakat dalam Mencegah Informasi Hoaks Pilkada

30 Juli 2024   10:30 Diperbarui: 30 Juli 2024   10:36 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Nurmadani penulis aktif Kompasiana

Pemilihan Umum (PILKADA) tahun ini mungkin terbilang berbeda dengan Pemilu pada tahun-tahun sebelumnya, sebab di tahun ini kita dihadapkan dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat. Tersebarnya informasi begitu sangat cepat di temukan dan dijumpai oleh masyarakat dengan hanya dalam satu genggaman. tak jarang dari mereka mendapatkan informasi yang valid dan ada juga yang mendapatkan informasi palsu karena tidak menelaah terlebih dahulu informasi yang mereka tangkap dari sumber tidak terpercaya. Maka dari itu, perlu kiranya masyarakat turut berpartisipasi dalam upaya meminimalisir adanya informasi palsu yang menjadi sebab perpecahan dan runtuhnya sebuah demokrasi. Ada Lima cara yang mungkin bisa untuk dilakukan masyarakat dalam menjaga informasi sepi dari Hoaks antara lain yaitu :

  1. Peningkatan Kesadaran dan Edukasi

 

Sangat penting bagi masyarakat dalam menumbuhkan kesadaran dalam bersosial, kesadaran diri merupakan pondasi pertama yang seharusnya tertanam dalam diri mereka. Manusia tidak akan goyah pendiriannya apabila dalam diri mereka tumbuh rasa percaya diri yang kuat. Dalam menumbuhkan kepercayaan dalam pendiriannya dan kesadaran dalam dirinya bersosial lebih-lebih dalam menyebarkan informasi PILKADA yang seringkali memicu perdebatan yang memungkinkan perpecahan, Lembaga pendidikan, para tokoh masyarakat, pondok pesantren, Para Kyai dan pusat layanan masyarakat  merupakan komponen pokok yang sangat sentral dalam menumbuhkan kesadaran dalam berpolitik dan memberikan sebuah arahan bagi mereka yang memerlukan.

  1. Memvalidasi Informasi Sebelum Disebarluaskan

Dalam bersosial Masyarakat juga berperan penting dalam menjaga informasi yang didapat merupakan Informasi yang akurat dan patut disebarkan kepada khalayak umum, tanggung jawab untuk memvalidasi informasi tersebut merupakan tanggung jawab masyarakat secara menyeluruh. Sebelum memberikan dan menyebarkan informasi, perlu kiranya bagi seorang masyarakat melakukan pengecekan terlebih dahulu sebab informasi tersebut merupakan akan menjadi ujung tombak masyarakat dalam mengambil sebuah kesimpulan. Langkah tersebut mungkin terbilang sangat sederhana akan tetapi akan sangat membantu masyarakat dalam meminimalisir tersebarnya informasi palsu (Hoax) yang terorganisir.

  1. Mengutamakan Etika Bermedia Sosial

Dalam bersosial diera digital, perlu kiranya masyarakat mengutamakan etika ketimbang ego yang menjadikan sebuah penyesalan dikemudian hari. Etika tersebut berlaku bagi mereka yang penikmat digital dan mereka yang bersosial dalam bermasyarakat. Etika dalam menggunakan media sosial disini dengan cara tidak memviralkan informasi yang masih belum jelas sumbernya dan berasal dari platform terpercaya.  Bentuk kehati-hatian disini merupakan bentuk keterlibatan masyarakat dalam menjaga integritas bernegara terutama dalam dunia perpolitikan pada gelaran PILKADA tahun 2024.

  1. Melaporkan Informasi Hoaks

Masyarakat pada umumnya juga memiliki peran aktif dalam melaporkan informasi palsu (hoax) kepada pihak yang berwenang, seperti KPU (Komisi Pemilihan Umum), Bawaslu (Badan Pengawas Pemilihan Umum), atau lembaga yang berwenang lainnya. Langkah ini sangat penting untuk memastikan bahwa hoaks dapat segera ditanggapi dan ditindaklanjuti dengan tepat. Untuk mengantisipasi penyebaran informasi palsu yang tidak diinginkan, maka akan sangat menguntungkan bagi pemerintahan dalam kekondusifan jalannya prosesi PILKADA jika Masyarakat dan Pihak berwenang menjadi simbiosis mutualisme.  

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Analisis Selengkapnya
    Lihat Analisis Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun