Buku Laskar Pelangi, sebuah karya sastra yang menaklukkan hati pembaca Indonesia dan dunia. Terbit pada tahun 2005, namanya tetap abadi dalam ingatan banyak orang. Bukan hanya sekadar cerita, novel ini menjadi sumber inspirasi yang mampu merangkul emosi pembaca dengan kuat. Dalam kisahnya, kita dibawa mengikuti perjalanan anak-anak dari daerah terpencil yang mengejar impian mereka di tengah keterbatasan hidup. Novel ini tidak hanya menghadirkan cerita, melainkan juga menyelipkan pesan moral yang mendalam melalui realitas kehidupan masyarakat Belitong yang dihadapi dengan berbagai tantangan. Kepopuleran novel ini tak hanya merambah di dalam negeri, tetapi juga melintasi batas-batas internasional dengan statusnya sebagai International Best Seller dan diterjemahkan ke dalam 40 bahasa asing. Buku ini sangat direkomendasikan untuk motivasi kamu dalam menggapai cita-cita melalui dunia pendidikan.Â
Dalam Novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata mempersembahkan kisah nyata yang diinspirasi oleh tanah kelahirannya di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur. Uniknya, cerita ini bukan hanya cerita pribadi Andrea, melainkan juga menggabungkan cerita teman-temannya yang membentuk kelompok Laskar Pelangi. Dengan demikian, novel ini menjadi suatu refleksi kehidupan masyarakat di Belitung yang lebih luas. Pembaca diajak untuk merenung tentang kehidupan sederhana masyarakat Melayu di Belitung yang tetap gigih berjuang. Melalui kisahnya yang penuh emosi, terutama tentang persahabatan yang tulus, novel ini mampu membuat pembaca terhanyut dalam pertanyaan mengapa kehidupan di atas tanah timah tidak selalu seindah yang diharapkan.
Laskar Pelangi menceritakan kisah hidup sepuluh anak manusia dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah, yang mempunyai semangat tinggi terhadap pendidikan. Cerita ini menggelitik emosi pembaca dengan menggambarkan perjuangan mereka yang penuh tantangan, khususnya dari segi finansial. Kisah dimulai dengan anak-anak Laskar Pelangi yang bersatu dalam tekad mengejar pendidikan di SD Muhammadiyah Gantung. Sekolah kecil ini, mungkin kini disebut sebagai gubuk, hampir ditutup karena minimnya peserta akademik. Beruntungnya, sekolah ini masih dapat beroperasi berkat keberadaan sepuluh anak Laskar Pelangi yang menjadi penyelamatnya.Â
Namun, ironisnya cerita ini mempertontonkan paradoks Belitung yang kaya akan sumber daya alam timah. Meskipun tanah ini kaya akan kekayaan alam, kesejahteraan masyarakatnya sangat rendah, bahkan banyak yang hidup di dalam kondisi yang tidak layak. Hal ini juga tercermin dalam kehidupan sepuluh anak Laskar Pelangi, seperti Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, Syahdan, A Kiong, Borek, Kucai, Trapani, dan Harun. Meskipun berasal dari tanah yang subur dengan timah, kehidupan mereka terhimpit dalam kesulitan ekonomi. Novel ini menggambarkan paradoks yang menyentuh hati, memperlihatkan bahwa kekayaan alam belum tentu menciptakan kesejahteraan masyarakat.Â
Perjuangan sepuluh anak Laskar Pelangi menjadi representasi kuat dari semangat dan ketabahan dalam mengejar pendidikan, meskipun dihadapkan pada berbagai keterbatasan dan ketidakadilan. Bagaimana lika-liku kisah mereka? Kisah perjalanan 10 anak manusia Belitong yang berupaya untuk mengejar cita-cita serta menghadapi realita kehidupan tergambar dalam kisah Laskar Pelangi. Membaca buku ini akan membuat pembaca hanyut dalam cerita dan menempatkan posisi sebagai bagian dari Laskar Pelangi. Setiap bagian dalam buku ini berhasil membuat pembaca terhanyut dalam tindakan dan aktivitas anak-anak Laskar Pelangi.Â
Sedikit kisah tentang Laskar Pelangi, tokoh pertama Ikal, merupakan tokoh utama yang menggunakan sudut pandang orang pertama di dalam novel. Ikal diceritakan sebagai anak yang menyukai sastra, dalam kesehariannya ia gemar menulis sajak dan puisi. Bisa dikatakan Ikal adalah tokoh yang menggambarkan berbagai macam perjalan yang ia lalui bersama rekan sejawatnya di SD Muhammadiyah Gantung. Anggota laskar pelangi lainnya adalah Lintang, merupakan seorang anak miskin yang tumbuh dari 14 orang keluarga. Lintang diceritakan sebagai sosok anak yang jenius dengan cita-cita tingginya. Namun, siapa sangka cita-cita tersebut harus Lintang kubur karena sebuah tragedi yang menimpanya. Anak ketiga, adalah Sahara, satu-satunya wanita dalam Laskar Pelangi. Sahara adalah gadis yang sangat baik, pintar, dan menaati ilmu agamanya. Tokoh selanjutnya adalah Mahar, anak unik yang sangat mempercayai okultisme (ajaran tentang adanya kekuatan gaib yang tersembunyi dalam benda-benda tertentu). Â Mahar memiliki sifat yang sangat baik, serta salah satu tokoh dengan nilai persahabatan yang begitu tinggi. Anak kelima adalah A Kiong, seorang anak keturunan Tionghoa. Selanjutnya adalah Syahdan, meskipun tidak terlalu menonjol Syahdan digambarkan sebagai anak yang sangat baik dan memiliki peran dalam berbagai peristiwa dan aktivitas yang mereka lalui.Â
Tokoh selanjutnya adalah Kucai, seorang ketua kelas dengan penggambaran tokoh yang memiliki berbagai masalah kesehatan. Meski demikian, Kucai merupakan salah satu anak harapan Laskar Pelangi. Selanjutnya Borek, bocah besar yang selalu bercita-cita membentuk otot. Selanjutnya adalah Trapani, meski seorang anak laki-laki Trapani begitu bergantung pada sang ibu, siapa sangka kisahnya juga tidak semanis harapan, karena kasih dalam pada ibunya. Anak terakhir dalam Laskar Pelangi adalah Harun, meski memiliki keterbelakangan mental, namun Harun menjadi pendongkrak awal kisah ini berlanjut. Mungkin jika Harun tidak menjadi pelengkap 10 anak ini, tidak ada kisah Laskar Pelangi. Kemudian kisah Laskar Pelangi juga dilengkapi dengan gigihnya perjuangan guru SD Muhammadiyah yang tak kenal putus asa yaitu Bu Muslimah dan Bapak Kepala Sekolah Pak Harfan. Bagimana Andrea merangkai kisah Laskar Pelangi sehingga begitu dicintai oleh pembaca? Semuanya terjawab dalam novel ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H